REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Bank Mega Syariah menargetkan pertumbuhan dana kelolaan reksa dana syariah sebesar 25 persen pada 2025. Strategi ini sejalan dengan upaya bank dalam memperkuat bisnis wealth management dan memperluas akses investasi syariah bagi masyarakat.
Menurut Direktur Bisnis Bank Mega Syariah, Rasmoro Pramono Aji (Oney), reksa dana syariah menjadi salah satu produk yang berpotensi mendorong pertumbuhan bank, khususnya melalui peningkatan fee-based income. Reksa dana syariah menjadi salah satu produk wealth management yang berpotensi mendorong pertumbuhan Bank Mega Syariah, khususnya melalui peningkatan fee-based income.
"Hingga Januari 2025, fee based income dari aktivitas funding (seperti biaya admin, pendapatan ATM, bancassurance, dan lainnya) mengalami pertumbuhan lebih dari 13 persen secara year-on-year. Sedangkan fee based income dari bisnis wealth management naik lebih dari 100 persen secara year-on-year di Januari 2025,” terang Oney dalam keterangan, Jumat (28/2/2025).
Kinerja produk reksa dana syariah yang telah dipasarkan oleh Bank Mega Syariah hingga akhir 2024 menunjukkan hasil positif. Misalnya, reksa dana syariah pendapatan tetap mencatat return satu tahun sebesar 4,35 persen, sementara reksa dana syariah saham offshore memberikan return satu tahun sebesar 20,38 persen.
Sebagai bagian dari pengembangan bisnis, Bank Mega Syariah menggandeng BRI Manajemen Investasi (BRI-MI) untuk mendistribusikan empat produk reksa dana syariah unggulan. Keempat produk ini dirancang untuk memberikan lebih banyak pilihan bagi nasabah dalam mendiversifikasi portofolio investasi mereka, baik di instrumen pasar uang, indeks, hingga saham syariah, yang dikelola sesuai dengan prinsip syariah.
"Salah satu produk unggulan, BRI Seruni Pasar Uang Syariah, mencatatkan kinerja yang sangat baik dengan pertumbuhan sebesar 5,43 persen secara YTD 2024, lebih tinggi dari rata-rata deposito bank BUMN Syariah tiga bulan yang hanya mencapai 1,96 persen,” jelas Oney.
Hingga Januari 2025, bisnis wealth management Bank Mega Syariah menunjukkan pertumbuhan signifikan dengan total dana kelolaan meningkat 1.183 persen secara year-on-year. Mayoritas dana kelolaan berasal dari produk bancassurance dengan komposisi 52 persen, sedangkan 48 persen berasal dari reksa dana syariah.