Ahad 04 Aug 2024 15:40 WIB

Semester I 2024, Penerbitan Sukuk ESG di Negara Teluk Capai Rp 291 Triliun

Arab Saudi menyumbang porsi terbesar 42,7 persen sukuk ESG.

Rep: Dian Fath/ Red: Lida Puspaningtyas
Aset properti biasa digunakan sebagai jaminan sukuk, ilustrasi
Foto: Tahta/Republika
Aset properti biasa digunakan sebagai jaminan sukuk, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sepanjang semester 1 2024, Sukuk berlandaskan ESG (environment, social, governance) di negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) mencapai 18,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 291 trilun yang diterbitkan atau 43 persen dari sukuk global yakni 43 miliar dolar AS atau sekitar Rp 695 triliun. Hal tersebut disampaikan oleh Lembaga Pemeringkat Fitch.

Global Head of Islamic Finance at Fitch Ratings Bashar Al Natoor mengatakan, penerbitan surat utang ESG menarik lantaran potensi jangka menengah yang menjanjikan. Selain itu juga didorong oleh meningkatnya komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan dan tujuan penerbit untuk memenuhi mandat ESG dan rencana diversifikasi pendanaan.

Baca Juga

“Namun, segmen utang ESG masih dalam tahap awal dibandingkan dengan pasar maju,” ujarnya seperti dikutip di Zawya, Ahad (4/8/2024).

Arab Saudi menyumbang porsi terbesar (42,7 persen) sukuk ESG berperingkat Fitch, sedangkan Uni Emirat Arab (UEA) berada di posisi kedua dengan 33,8 persen. Penerbitan sukuk ESG di negara-negara dengan penduduk Muslim terbanyak pun tumbuh 13 persen sepanjang semester 1 2024.

"Empat negara tersebut yakni Malaysia, Indonesia, Turki, dan Pakistan mencatatkan penerbitan Sukuk ESG sebesar 6,3 miliar dolar AS (Rp 101 triliun)," tulis laporan tersebut.

Adapun, penerbitan obligasi ESG menurun 34 persen YoY menjadi 7,8 miliar dolar AS atau Rp 113 trilun. Fitch memperkirakan penerbitan sukuk ESG lebih lambat pada kuartal III 2024, sejalan dengan musim pasar sukuk global, sebelum mendapatkan kembali momentumnya pada kuartal IV 2024 hingga kuartal I 2025.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement