REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Wakil Presiden Indonesia KH Ma’ruf Amin, mengatakan pengembangan ekonomi syariah tidak hanya terfokus kepada daerah yang berpenduduk mayoritas muslim. Ma’ruf menyebut sekarang ini sudah banyak pegiat dunia usaha yang tertarik dengan ekonomi syariah.
“Ekonomi syariah tidak lagi terfokus kepada wilayah mayoritas Muslim saja. Non muslim juga sudah banyak yang mengembangkan ekonomi syariah dan industri halal,” kata Ma’ruf, usai pengukuhan Komite Daerah Ekonomi dan Keuangan Syariah (KDEKS) Sulawesi Utara, di Manado, Kamis (4/4/2024).
Ma’ruf mencontohkan Korea Selatan yang sudah banyak melakukan pengembangan ekonomi syariah. Bahkan untuk pengembangan ekonomi syariah, Korsel mendirikan dua lembaga Majelis Ulama yang salah satu fungsinya melakukan sertifikasi halal. Satu di Kota Seoul dan satu lagi di Kota Busan. Tetangga Korsel yakni Taiwan dan Cina lanjut Ma’ruf, juga sudah memiliki lembaga halal untuk menjamin produk halal dari negara mereka.
Ma’ruf menilai negara-negara non Muslim intens mengembangkan aspek ekonomi syariah demi merebut pasar global. Dengan produk syariah, mereka jadi leluasa mendapatkan konsumen dari kalangan Muslim.
Indonesia kata Ma’ruf sebagai negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia tidak boleh ketinggalan. Ia ingin Indonesia juga mengambil peran aktif sebagai negara produsen produk-produk halal.
Kemudian ia berharap Indonesia juga terdepan dalam mengharap pengelonaan keuangan syariah.
“Pasar ekonomi syariah itu tinggi sekali. Indonesia harus terlibat dan mengambil pangsa ini,” ujar Ma’ruf.