REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Amich Alhumami menceritakan alasan Zakat Wakaf Impact Forum dicetuskan.
Pada mulanya, beberapa organisasi penyelenggara zakat dan wakaf kerap kali mengundang pihak Kementerian PPN/Bappenas di berbagai kesempatan. Kemudian, di antara mereka berkunjung ke kantor Kementerian PPN/Bappenas guna menyampaikan laporan perkembangan tentang kegiatan terkait pengelolaan zakat, serta aktivitas apa saja yang didukung melalui mobilisasi dana zakat untuk kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Sesungguhnya itu (kegiatan pengelolaan zakat, infak, sedekah, dan wakaf/ziswaf) senafas dengan program-program pembangunan nasional. Karena itu, kegiatan yang sudah sangat positif dan sangat bagus (dari berbagai organisasi penyelenggara zakat dan wakaf) kami respons (dengan) menyelenggarakan satu event yang mudah-mudahan nanti bisa diadakan setiap tahun, melalui yang kemudian disebut sebagai Zakat Wakaf Impact Forum,” ujarnya dalam acara Zakat Wakaf Impact Forum di Jakarta, Rabu.
Apa yang dikerjakan oleh berbagai organisasi pengelola zakat seperti Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU), Lembaga Amil Zakat Nahdlatul Ulama (LAZISNU), Forum Zakat, dan Rumah Zakat disebut sudah melakukan kerja sama dalam pelaksanaan Sustainable Development Goals (SDGs).
Misalnya, ialah menghapus kemiskinan (Tujuan 1), mencapai kehidupan sehat dan sejahtera (Tujuan 3), dan pendidikan berkualitas (Tujuan 4).
“Karena itu, program-program yang sudah dijalankan itu juga sejalan dengan apa yang dikerjakan oleh Bappenas, maka menjadi penting dan rasanya relevan jika itu kemudian disambut oleh Bappenas yang kebetulan berada di ruang lingkup kedeputian pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan. Kemudian kami melaporkan kepada Bapak Menteri dan beliau juga menyambut (Zakat Wakaf Impact Forum) dengan sangat baik,” ucap Amich.
Sebagai contoh, CEO Rumah Zakat Irvan Nugraha menyampaikan bahwa lembaga zakat menjadi salah satu pemangku kepentingan utama dalam mendorong pencapaian keberhasilan dari target-target SDGs.
Per tahun 2023, Rumah Zakat dinyatakan sudah memberikan 1,6 juta penerima manfaat dan 21 persen dari angka tersebut yang menerima program pemberdayaan ekonomi berhasil keluar dari garis kemiskinan.
Pihaknya sendiri disebut sudah berkontribusi terhadap 13 tujuan dan 46 indikator dari SDGs, antara lain Tujuan 1 (tanpa kemiskinan), Tujuan 2 (tanpa kelaparan), Tujuan 3 (kehidupan sehat dan sejahtera), Tujuan 8 (air bersih dan sanitasi layak), hingga Tujuan 13 (penanganan perubahan iklim).
“Masyarakat yang memiliki surplus dana dapat berkolaborasi terhadap pembangunan nasional melalui kolaborasi dengan lembaga zakat. Tentunya ini juga menjadi kesempatan bagi lembaga-lembaga untuk mengelola (dana zakat) dan mendistribusikannya dalam program-program, baik itu secara charity maupun juga pemberdayaan berkelanjutan yang relevan dengan tujuan pembangunan SDGs,” ungkap Irvan.
Rangkaian dari acara ini diikuti dengan forum bincang tayang dengan mengundang para ahli dari akademisi dari kampus hingga para praktisi dari organisasi pengelola zakat untuk berbagi cerita tentang apa yang sudah dikerjakan oleh mereka, serta kaitannya dengan tugas dan pekerjaan Bappenas.