Selasa 19 Mar 2024 22:56 WIB

ISEI Gandeng BPKH Bahas Potensi Pendanaan dari Haji

Ekonomi haji hari ini adalah capital outflow Rp 100 triliun ke Saudi Arabia.

Petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1444 H atau tahun 2023 berjalan keluar terminal setibanya dari Kota Suci Mekkah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/7/2023). Sebanyak 4.200 petugas dari 13 embarkasi mulai kembali ke Tanah air setelah bertugas melayani dan membantu jamaah haji Indonesia selama 60 sampai 70 hari di dua kota suci, Mekkah dan Madinah.
Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Petugas yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) 1444 H atau tahun 2023 berjalan keluar terminal setibanya dari Kota Suci Mekkah di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (27/7/2023). Sebanyak 4.200 petugas dari 13 embarkasi mulai kembali ke Tanah air setelah bertugas melayani dan membantu jamaah haji Indonesia selama 60 sampai 70 hari di dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) menggandeng Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) membahas potensi pendanaan dari haji.

Ketua ISEI Surakarta Lukman Hakim pada acara Road to Kongres ISEI XXII Tahun 2024 dengan kegiatan Dialog Ramadhan bertema Peran Perbankan Syariah Dalam Pengelolaan Dana Haji di Solo, Jawa Tengah, Selasa mengatakan tema tersebut sejalan dengan bulan Ramadhan.

Baca Juga

"Melalui kegiatan ini kami memberikan semacam sosialisasi bahwa selama ini kan mungkin ada banyak pertanyaan bagaimana peranan BPKH di dalam mengelola dana haji. Ada beberapa yang mempertanyakan, apalagi kalangan masyarakat Islam yang memang peduli dengan itu," katanya.

Melalui kegiatan tersebut diharapkan kesalahpahaman terkait pengelolaan dana dapat diminimalkan.

"Dana haji dan syariah bagian dari inovasi untuk memanfaatkan dana haji yang cukup melimpah. Ini bisa digunakan untuk bermacam-macam, pengembangan ekonomi, termasuk juga memberikan manfaat bagi orang yang akan berhaji," katanya.

Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander mengatakan ada sebanyak 17 juta penduduk Muslim di Indonesia yang memiliki kemampuan untuk berhaji.

"Mereka secara istitha'ah kesehatan dan keuangan terpenuhi," katanya.

Menurut dia, 17 juta penduduk ini menjadi mesin pertumbuhan bukan hanya bagi BPKH tetapi juga bagi perbankan syariah.

"Skala 17 juta pendaftar haji ini Rp 400-650 triliun dana pihak ketiga oleh umat yang bisa dimobilisasi ke perbankan syariah. Hari ini rasio penduduk Indonesia yang punya rekening bank hanya 52 persen, artinya ada setengah dari penduduk Indonesia tidak punya rekening bank," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, peningkatan kepemilikan rekening bank oleh warga negara salah satunya bisa didorong dengan cara mendaftar haji.

"Yang tadinya nggak mau punya rekening bank akhirnya punya karena nggak ada pilihan. Mereka mau naik haji," katanya.

Oleh karena itu, pihaknya bersama dengan perbankan syariah mendorong sebanyak 17 juta orang ini bersedia mendaftar haji.

"Engine growth terbesar dari perbankan syariah tidak lepas dari ekonomi haji. Ekonomi haji hari ini adalah capital outflow Rp 100 triliun ke Saudi Arabia," katanya.

Menurut dia, untuk membuat penduduk potensial mau berhaji salah satunya dengan memberikan kemudahan untuk mendaftar.

"Tidak ada pilihan lain, harus melakukan pendekatan dengan digital banking, branchless banking. Sepanjang punya sinyal bisa daftar haji," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement