Selasa 30 Jan 2024 06:30 WIB

Khawatir Serangan Siber? Ahli Bilang Nabung di Bank Syariah Aman

Fitur keamanan canggih dari bank akan sia-sia jika tanpa literasi digital nasabah.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi Serangan Siber
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Serangan Siber

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sektor perbankan dianggap sebagai Infrastruktur Informasi Vital (IIV) yang rentan menjadi target serangan siber dari hacktivist atau hacker dengan berbagai alasan.

Pemimpin Communication and Information System Security Research Center (CISSReC), Pratama Dahlian Persadha, mengingatkan serangan siber dapat mengganggu sistem perbankan dan menimbulkan kerugian finansial yang signifikan. Tidak hanya itu, serangan siber terhadap sektor perbankan juga dapat menciptakan ketidakpercayaan dan kekhawatiran publik.

Baca Juga

Namun, Pratama menilai, secara umum pertahanan siber sektor perbankan Indonesia relatif cukup baik. Sebab, perbankan biasanya memiliki perangkat keamanan siber paling mutakhir serta spesifikasi dan kualifikasi paling tinggi mengingat sektor ini punya data konfidensial.

"Serangan siber yang selama ini terjadi baik di perbankan maupun lembaga dan korporasi, tidak selalu dikarenakan lemahnya sistem keamanan siber," ungkap Pratama kepada Republika, Senin (27/11/20233).

Menurut Pratama, ada banyak celah yang dapat dimanfaatkan oleh oknum dunia maya, seperti phising, social engineering,  atau pengunduhan berkas yang mengandung exploit. Tak hanya itu, serangan siber juga bisa melalui USB atau perangkat penyimpanan eksternal yang dihubungkan ke server.

Ia menekankan, tidak ada sistem keamanan yang 100 persen bisa melindungi. Apalagi, perkembangan serangan siber saat ini semakin canggih dan banyak perubahan variasi malware yang beredar sehingga sulit dideteksi. Selain itu, banyak hacktivist yang secara spesifik mencari celah kerentanan suatu sistem untuk diserang.

Adapun yang perlu dilakukan oleh nasabah, lanjut Pratama, secara berkala melakukan pengecekan riwayat transaksi guna memastikan tidak ada transaksi mencurigakan. Lalu segera update operation system (OS) dan aplikasi mobile banking dari sumber resmi, periksa ulang sistem keamanan di ponsel dan komputer, berhati-hati terhadap phising atau penipuan atas nama bank, serta aktifkan notifikasi dari bank guna mendapatkan informasi terbaru.

Cara lain yang bisa dilakukan oleh individu supaya terhindar dari serangan siber adalah pasang dan perbarui perangkat lunak keamanan yang kuat. Seperti antivirus serta antimalware yang akan mengingatkan pengguna terhadap aplikasi berbahaya atau link phising.

"Jangan mengeklik tautan atau membuka lampiran dari email atau pesan yang mencurigakan dari sumber yang tidak dikenal atau berisi permintaan yang tidak biasa," kata dia.

Kemudian, kita bisa membuat salinan data penting secara teratur dan simpan salinan tersebut di tempat terpisah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator juga mengharuskan perbankan memperkuat mitigisai risiko digital. Hal tersebut untuk mendorong sektor jasa keuangan memiliki model bisnis yang inovatif dan aman, memiliki kemampuan mengelola bisnis yang prudent dan berkelanjutan, dan menerapkan kerangka manajemen risiko yang efektif. OJK mengingatkan, serangan siber sudah terjadi dan masih berpeluang terjadi. Sehingga pelaku jasa keuangan terus harus waspada.

Sebagai salah satu bank digital Tanah Air, Bank Jago menilai bahwa keamanan digital menjadi salah satu faktor krusial, termasuk pada layanan Jago Syariah. Terlebih dengan maraknya modus kejahatan siber yang semakin beragam, mulai dari penipuan berbentuk social engineering, phishing, hingga serangan malware.

Head of Information & Technology Bank Jago Alfonso Tambunan mengatakan bahwa, Bank Jago senantiasa memperhatikan faktor keamanan data pribadi dan transaksi nasabah. Salah satunya diwujudkan dengan secara konsisten mengantisipasi dan mencegah kejahatan dunia maya melalui peningkatan fitur keamanan produk dan layanan bank secara berkelanjutan.

Untuk meningkatkan keamanan data pribadi dan transaksi nasabah, Bank Jago, termasuk untuk produk dan layanan Jago Syariah, telah mengupayakan tiga hal penting.

1. Bank Jago menyediakan fitur keamanan di aplikasi, mulai dari two factor authentication hingga encryption untuk menjamin keamanan bertransaksi.

2. Notifikasi real time yang muncul ketika terdapat aktivitas mencurigakan seperti perangkat mobile device tak dikenal yang mencoba masuk ke akun nasabah.

3. Blokir, hapus, dan bahkan ganti kartu langsung dari aplikasi.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah pemahaman dan edukasi tentang keamanan data terhadap masyarakat. "Secanggih apapun fitur keamanan yang disediakan bank digital akan sia-sia jika tidak disertai dengan literasi digital dan cyber security yang cukup serta kebijaksanaan dalam menjaga kerahasiaan data transaksi keuangan," kata Alfonso.

Bank Jago senantiasa menyeimbangkan keamanan digital dengan inovasi layanan digital secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah. Maka Jago App, yang merupakan solusi layanan digital Bank Jago, dirancang sebagai solusi finansial yang memungkinkan nasabah melakukan pembayaran secara seamless dan menabung sesuai kebutuhan, keinginan dan keyakinan mereka.

Jago App, Alfonso melanjutkan, tak hanya menyediakan layanan dasar perbankan konvensional tapi juga layanan syariah yang setara, seperti tabungan dan deposito. Teknologi mutakhir dan analitik turut mendukung fitur unggulan yang disematkan dalam Jago App, seperti fitur Kantong yang merupakan rekening bank yang mudah dibuat serta dapat dipersonalisasi untuk mengelola keuangan nasabah.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement