Jumat 25 Jul 2025 21:20 WIB

Nasabah Jago Syariah Tembus 13,7 Juta, Kredit Tumbuh 37 Persen

Ekosistem digital dorong kredit hingga Rp 21 triliun, NPL tetap terjaga.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
PT Bank Jago Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
PT Bank Jago Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Bank Jago Tbk mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Salah satu pendorong utama pertumbuhan adalah segmen syariah yang berkembang pesat melalui Aplikasi Jago Syariah.

Per Juni 2025, total nasabah Bank Jago mencapai 17,2 juta, dengan 13,7 juta di antaranya merupakan pengguna Aplikasi Jago dan Jago Syariah. Angka ini naik lebih dari 3 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 10 juta nasabah.

Baca Juga

Pertumbuhan jumlah nasabah turut mendorong peningkatan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 51 persen menjadi Rp 22,4 triliun, dari Rp 14,8 triliun pada Juni 2024. “Mengamati potensi risiko dari situasi perekonomian yang penuh tantangan serta mencermati peluang yang ada, kami berhasil menjaga momentum kuat pertumbuhan bisnis dan membangun kepercayaan nasabah terhadap produk dan layanan kami,” kata Direktur Utama Bank Jago, Arief Harris Tandjung, Jumat (25/7/2025).

Dari sisi pembiayaan, Bank Jago menyalurkan kredit sebesar Rp 21,4 triliun, tumbuh 37 persen dibandingkan Rp 15,7 triliun pada Juni 2024. Penyaluran kredit dilakukan melalui kolaborasi dengan berbagai mitra ekosistem digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan.

“Kolaborasi dengan mitra ekosistem terus menjadi kontributor utama bisnis kami. Namun, kami menyadari pentingnya melakukan diversifikasi, konsisten berinovasi, serta menciptakan produk dan layanan yang dapat memberikan kontribusi signifikan di masa depan,” ujar Arief.

Bank Jago juga mulai menawarkan pinjaman langsung berbasis aplikasi untuk menjawab kebutuhan nasabah, sambil tetap menjaga prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (NPL gross) tercatat hanya 0,3 persen, jauh di bawah rata-rata nasional.

Kuatnya pertumbuhan pembiayaan turut mendongkrak total aset Bank Jago menjadi Rp 32,4 triliun, naik 34 persen dari semester I 2024 yang sebesar Rp 24,2 triliun. Laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) melonjak 154 persen menjadi Rp 127 miliar dari sebelumnya Rp 50 miliar.

Rasio kredit terhadap DPK atau loan to deposit ratio (LDR) tercatat mencapai 96 persen, sementara rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di level tinggi sebesar 35,9 persen.

“Pencapaian ini terus memotivasi kami untuk senantiasa berinovasi dan berkolaborasi dengan ekosistem digital, sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik bagi nasabah dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement