REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank syariah terbesar di UEA, Dubai Islamic Bank (DIB), mencatat kenaikan laba bersih sepanjang 2023 ke level tertinggi. Kinerja itu didukung pendapatan non-dana yang lebih tinggi dan biaya penurunan nilai yang lebih rendah.
Total laba bersih DIB pada 2023 mencapai 7,01 miliar dirham UEA (1,9 miliar dolar AS), naik 26 persen dibandingkan pada 2022 yang sebesar 5,552 miliar dirham UEA, demikian pernyataan DIB dalam sebuah pernyataan di Dubai Financial Market (DFM).
Laba bersih kuartal keempat 2023 juga meningkat sebesar 51 persen year-on-year dan 28 persen quarter-on-quarter menjadi 2,186 miliar dirham UEA. "Pada 2023 merupakan tahun yang luar biasa bagi DIB karena bank menghasilkan profitabilitas tertinggi dalam sejarah," kata Chariman DIB Mohammed Ibrahim Al Shaibani, dilansir Zawya, Rabu (24/1/2024).
Selama 2023, total pendapatan DIB mencapai 20,142 miliar dirham UEA, naik 43 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan pendapatan operasional bersih dan laba operasional bersih masing-masing meningkat sebesar 11 persen dan 10 persen.
Neraca DIB tumbuh sebesar 9 persen menjadi 314 miliar dirham UEA. Total simpanan nasabah melonjak 12 persen menjadi 222 miliar dirham UEA. Biaya penurunan nilai turun sebesar 34 persen menjadi 1,396 miliar dirham UEA dari 2,103 miliar dirham UEA.
Al Shaibani mencatat, ekonomi UEA terus berkembang meskipun kondisi keuangan global semakin ketat, sementara pasar keuangan GCC juga membukukan kenaikan dua digit yang kuat lebih dari 20 persen, didukung oleh banyaknya IPO dan meningkatnya volume perdagangan. "Sektor perbankan juga menunjukkan ketahanan yang kuat dengan neraca yang sehat dan berkembang serta pendapatan yang lebih tinggi."