Rabu 03 Jan 2024 14:03 WIB

Tren Belanja Umat Islam Terus Meningkat, Pakar: Potensi Ekonomi Bagi Indonesia

Prospek pasar halal dunia yang terus mengalami pertumbuhan

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Suasana pameran Halal Indonesia Expo. Pakar ekonomi syariah dari Universitas Airlangga (Unair) Imron Mawardi mendorong pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan prospek pasar halal dunia
Foto: Republika/Imas Damayanti
Suasana pameran Halal Indonesia Expo. Pakar ekonomi syariah dari Universitas Airlangga (Unair) Imron Mawardi mendorong pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan prospek pasar halal dunia

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pakar ekonomi syariah dari Universitas Airlangga (Unair), Imron Mawardi, mendorong pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan prospek pasar halal dunia yang terus mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Imron menjelaskan, tren belanja umat Islam pada 2022 mencapai 1,62 triliun dolar AS, dan menjadi 2,29 triliun dolar AS dalam kurun waktu 10 tahun.

"Lonjakan angka belanja umat Islam tersebut, menjadi potensi pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia," kata Imron, Rabu (3/1/2024).

Untuk bisa mengambil peluang yang ada, Imron menekankan perlunya peningkatan infrastruktur dan penegakan regulasi. Indonesia, kata dia, memang sudah memiliki UU Jaminan Produk Halal (UU JPH). Namun, lanjutnya, dalam implementasinya, regulasi tersebut belum terealisasi sepenuhnya.

"Padahal, UU JPH ini merupakan alat supporting dalam meningkatkan kapasitas produk halal Indonesia. Dengan begitu, Indonesia dapat berkontribusi dalam produksi. Saya kira pemerintah harus concern terhadap penegasan regulasi untuk meningkatkan kontribusi Indonesia dalam industri halal dunia," ujar Imron.

Di sisi lain, kata Imron, infrastruktur juga menjadi sektor penting dalam mendorong Indonesia menjadi produsen produk halal dunia. Ia mencontohkan produk berbasis daging, dimana masih sedikit yang memiliki sertifikasi halal. Selain itu, dalam bidang halal tourism juga diperlukan infrastruktur yang bagus untuk mempermudah aksesibilitas menuju destinasi wisata.

Selain kedua aspek tersebut, Imron juga menekankan pentingnya kerja sama dengan negara-negara Islam. Imron menilai, pemerintah dapat melakukan kerja sama B2B, G2G, industri, ataupun B2G dengan sejumlah negara yang memasarkan produk halal.

"Saya berikan contoh negara Arab Saudi yang memiliki hubungan psikologis kuat dengan Indonesia, mengingat negara kita adalah kontributor haji dan umrah paling besar. Meskipun begitu, sangat disayangkan Indonesia belum menjadi produsen dari produk halal di Arab Saudi," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement