Rabu 13 Dec 2023 11:46 WIB

Bank Digital Mudahkan Keluarga Muda Merencanakan Keuangan

Perencanaan keuangan bertujuan menyiapkan masa depan yang lebih baik.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Merencanakan keuangan (ilustrasi)
Foto: www.freepik.com
Merencanakan keuangan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Sakinah Finance Murniati Mukhlisin menjelaskan, perencanaan keuangan bertujuan mempersiapkan masa depan yang lebih baik serta dapat memenuhi impian keuangan. Perencanaan yang baik dapat mengatasi keuangan terutama keluarga muda yang sebagian menganggap sepele persoalan utang.

Tidak hanya konvensional, perencanaan keuangan juga dapat diterapkan dengan prinsip-prinsip keislaman atau sesuai syariah. Merencanakan keuangan secara syariah orientasinya adalah tauhid. Keluarga Muslim percaya hartanya adalah amanah dari Allah SWT yang menjadi alat untuk mencapai kesuksesan dunia dan akhirat.

Baca Juga

"Maka dari itu, kita harus menjadikan perencanaan keuangan dalam rangka mencapai tujuan-tujuan syariah (maqashid syari'ah) yaitu dalam hal perlindungan agama, jiwa, akal, keturunan, harta, harga diri, dan lingkungan," jelas wanita yang akrab disapa Madam Ani ini kepada Republika, Senin (13/11/2023).

Kata Murniati, merencanakan keuangan mengikuti prinsip syariah merupakan salah satu cara agar apapun status keuangan seseorang dapat memberikan ketenangan dalam keluarga serta menjadi pemberat timbangan amal dimana di hari kiamat nanti akan diperhitungkan.

Hal tersebut sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW yang termaktub dalam hadis. "Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: umurnya, untuk apakah dia habiskan, jasadnya, untuk apakah dia gunakan, ilmunya, apakah telah dia amalkan, hartanya, dari mana dia peroleh dan bagaimana dia belanjakan," (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi).

Berdasarkan model Sakinah, terdapat lima macam pengelolaan keuangan keluarga syariah yaitu mengelola pendapatan, mengelola kebutuhan, mengelola surplus dan defisit, mengelola impian, dan mengelola ketidakpastian (kontingensi) dan risiko. Selain itu, ada juga rumus berdasarkan prioritas pengeluaran belanja rumah tangga yaitu 10 persen untuk menunaikan zakat, infak, sedekah, wakaf; 20 persen untuk investasi dan asuransi; 30 persen untuk pembayaran utang; serta 40 persen untuk pemenuhan biaya hidup.

Dalam mendukung perencanaan keuangan, Murniati mengatakan keluarga muda dapat memanfaatkan kehadiran bank digital. "Bank digital punya keunggulan karena dapat melayani nasabah lebih cepat, mudah, dan sesuai dengan kebutuhan. Nasabah dapat bertransaksi secara mandiri tanpa mengurangi aspek kenyamanan," kata wanita yang juga Ketua Umum Islamic Financial Planners Association (IFPA) itu.

Kelebihan lainnya menggunakan bank digital adalah dapat meningkatkan transparansi atau keterbukaan keuangan antar anggota keluarga. Menurut survei, pasangan suami istri yang terbuka dalam hal keuangan akan mendapatkan keharmonisan dalam rumah tangga yang lebih baik.

Hanya saja, Murniati menilai konsep bank keluarga belum ramai di Indonesia. Bank digital bisa mengambil momentum untuk mengembangkan konsep itu. Dengan konsep ini, semua anggota keluarga termasuk anak-anak dapat terlibat di dunia bank digital.

Anak-anak dapat dilatih menggunakan uang yang disimpan di akun bank digital. Di sisi lain, orangtua masih bisa memantau kapan saja aktivitas anak untuk meminimalkan risiko. "Dengan konsep ini, ada keterbukaan antara orang tua dan anak-anak jika ada kesalahan penganggaran atau pengeluaran yang tidak terhindarkan," kata dia.

Murniati melihat, ada bebarapa fitur yang disediakan bank digital mulai dari layanan bank tradisional seperti transfer. Fitur transfer dari orangtua ke anak-anak, suami ke istri, anak-anak ke orangtua, termasuk pembayaran sekolah serta biaya rumah tangga. Namun saat ini, untuk alokasi budget, belum banyak bank digital yang memiliki fitur yang bisa dipersonalisasi sesuai kebutuhan.

 

photo
 
Fitur Kantong Jago Syariah - (dok Bank Jago)

 

Salah satu bank digital yang menghadirkan solusi bagi konsumen untuk mengatur keuangan keluarga sesuai dengan prinsip syariah adalah Jago Syariah. Melalui Aplikasi Jago Syariah, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (rekening) dengan akad Wadiah Yad Dhamanah. Nasabah dapat membuat hingga 60 kantong (rekening) dalam satu aplikasi. Dengan begitu dana dapat dialokasikan sesuai dengan kebutuhan dan tidak tercampur, seperti membuat kantong untuk dana sehari-hari, biaya sekolah anak, naik haji dan lain sebagainya. 

Pengaturan keuangan keluarga juga dapat dilakukan dengan lebih transparan dan kolaboratif. Kantong-kantong di Aplikasi Jago Syariah dapat di-share ke anggota keluarga lainnya, misalnya suami dengan istri, sehingga budget pengeluaran rumah tangga dan tabungan keluarga dapat dikelola bersama dengan lebih transparan.

Sebagai panduan awal dalam memulai perencanaan keuangan, menurut Murniati, keluarga muda harus membiasakan menyisihkan dana di awal saat mendapatkan pemasukan, bukan mengandalkan dana dari sisa pengeluaran. 

Untuk investasi, ada fitur deposito syariah dengan akad Mudharabah Mutlaqah di Jago Syariah yang dapat dimanfaatkan. Di samping itu, Jago Syariah juga telah terintegrasi ekosistem digital Gojek dan Bibit.

Untuk kebutuhan investasi, Murniati menyarankan alokasi minimal 10 persen. Namun apabila tidak ada utang, porsi untuk investasi bisa hingga 40 persen.

"Jangan pernah investasi dimulai ketika hanya ada sisa karena biasanya akan sangat minimal. Begitu juga gaya hidup, jangan berubah pesat ketika pendapatan naik pesat karena akan ada masanya kita akan turun lagi," terang Murniati.

Pentingnya menyisihkan dana diawal ini sudah ada dalam Alquran surat Yusuf ayat 47-48. "Dia (Yusuf) berkata: Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan ditangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan."

Akademisi STEI Tazkia itu mengungkapkan, kedua penggalan ayat ini menggambarkan pentingnya menyisihkan apa yang dipanen hari ini untuk persediaan di masa depan. "Karena itu, mari merencanakan keuangan keluarga lebih baik lagi," ujar Murniati.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement