Ahad 19 Nov 2023 15:09 WIB

Wapres: Penerapan Standar Halal Global Jangan Hambat Kerja Sama Perdagangan

Negara OKI didorong untuk membangun ekosistem industri halal di tingkat global

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Lida Puspaningtyas
Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin
Foto: Setwapres RI
Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin meminta agar penerapan standar halal global tidak menjadi hambatan dalam kerja sama perdagangan antarnegara. Sebaliknya, penerapan standar halal global ini semakin memperlancar arus perdagangan produk-produk halal ke seluruh pelosok dunia.

"Oleh karena itu, saling pengakuan dan keberterimaan standar halal menjadi sangat penting untuk disepakati bersama guna mendukung kelancaran lalu lintas perdagangan produk halal antarnegara," ujar Kiai Ma'ruf dikutip dalam keterangannya, Ahad (19/11/2023).

Baca Juga

Ia juga berharap penerapan standar halal global semakin memperluas pasar industri halal. Menurutnya, Indonesia terus berupaya membuka kesempatan kerja sama dengan negara-negara lain, khususnya dalam memperkuat saling pengakuan dan keberterimaan sertifikat halal. 

Wapres menerangkan, kehalalan suatu produk erat kaitannya dengan hukum syariah, yang harus menjadi praktik sehari-hari umat Islam, termasuk dalam berkegiatan ekonomi.

“Saling pengakuan dan keberterimaan standar halal menjadi sangat penting untuk disepakati bersama, guna mendukung kelancaran lalu lintas perdagangan produk halal antarnegara,” ujarnya. 

Lebih lanjut, untuk meningkatkan kerja sama antarnegara dalam mencapai standar halal global yang membawa kemudahan bagi semua pihak, pada forum ini Kiai Ma'ruf menyampaikan beberapa arahan penting.

“Pertama, jadikan produk halal sebagai komoditas utama global. Saya yakin beragam produk halal yang dipamerkan dalam acara ini baru sebagian kecil dari produk-produk terbaik yang dihasilkan Indonesia dan negara-negara lainnya,” ujarnya.

Oleh sebab itu, dia menilai perlunya penguatan kerja sama perdagangan antarnegara, terutama dengan negara-negara OKI, sehingga akan meningkatkan kinerja ekspor produk halal masing-masing negara.

“Indonesia pun terus melakukan percepatan sertifikasi halal dari sektor hulu sampai hilir. Contohnya, sertifikasi halal pada rumah potong hewan, dan sertifikasi halal yang berkenaan dengan pariwisata ramah muslim, karena Indonesia kaya akan destinasi wisata berkelas dunia,” ungkapnya.

Sehingga, Ketua Harian Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) itu mengundang para pelaku industri halal global untuk berinvestasi di berbagai sektor unggulan industri halal, maupun pengembangan infrastruktur ekosistem halal di Indonesia.

Selanjutnya yang kedua, Wapres meminta negara-negara di dunia, khususnya yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) untuk membangun ekosistem industri halal di tingkat global.

“Negara-negara OKI mesti memperkuat diri dengan ekosistem industri halal yang andal, termasuk melalui kerja sama pengembangan infrastruktur penunjangnya, seperti aspek pembiayaan, riset dan pemanfaatan teknologi, dan sebagainya sesuai kebutuhan tiap-tiap negara OKI. Kerja sama ini akan turut mempererat hubungan bilateral negara-negara OKI,” ujarnya.

Selain itu, Wapres meminta agar sinergi dan kolaborasi para aktor kunci dalam proses percepatan saling pengakuan dan saling keberterimaan sertifikat halal antarnegara terus diperkuat. 

Sejauh ini, Indonesia telah melakukan kerja sama sertifikasi halal dengan Malaysia dan Arab Saudi, sebagai langkah baik dan penting untuk dilanjutkan. Selain itu, Indonesia juga terus meningkatkan kualitas dan kuantitas Lembaga Pemeriksa Halal sebagai pengaudit produk halal.

Begitu pula, Majelis Ulama Indonesia yang berperan penting dalam memberikan fatwa dan standar halal produk.

“Bangun keyakinan dan kepercayaan masyarakat bahwa produk-produk yang dikonsumsinya senantiasa memenuhi standar halal dan thayyib,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement