Selasa 24 Oct 2023 02:15 WIB

Peringkat Sektor Farmasi Halal Nasional Turun, Ini Strategi Menperin

Indonesia mempelajari cara negara lain menyalip posisi RI di sektor farmasi halal.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan penghargaan kepada 31 perusahaan atau industri dari berbagai sektor, dalam Indonesia Halal Industry Award 2023 di Jakarta, Senin (23/10/2023).
Foto: Republika/ Iit Septyaningsih
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memberikan penghargaan kepada 31 perusahaan atau industri dari berbagai sektor, dalam Indonesia Halal Industry Award 2023 di Jakarta, Senin (23/10/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, sektor farmasi halal Indonesia mengalami penurunan peringkat secara global. Berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2022, sektor itu berada di posisi sembilan, padahal sebelumnya di posisi enam pada 2021.

Menanggapi itu, Agus mengatakan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyiapkan sejumlah strategi agar peringkat tersebut bisa kembali naik. Salah satu strateginya yakni mempelajari cara negara lain menyalip posisi sektor farmasi halal nasional.

Baca Juga

"Penurunan ini tentu harus kita cermati. Harus kita pelajari, pelajari negara mana saja yang menyalip kita, khususnya di sektor farmasi dan kita pelajari bagaimana cara mereka bisa menyalip kita, harus kita petakan betul," ujarnya kepada wartawan usai Indonesia Halal Industry Awards (IHYA) 2023 di Jakarta, Senin (23/10/2023).

Ia melanjutkan, sudah meminta pula Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal (PPIH) Kemenperin guna melakukan evaluasi. "Sehingga kita ada benchmarkdue diligence kemudian juga kalau saya pergunakan istilah offensive, kita bisa counter attack, sehingga kita at least bisa mengembalikan posisi kita untuk farmasi ke enam besar,"  tutur dia.

Agus berharap, ke depannya sektor farmasi halal Indonesia bisa menempati peringkat lima besar. Dalam laporan sama, lanjutnya, Indonesia menempati urutan kedua pada 2022 pada sektor makanan halal, setelah sebelumnya di peringkat keempat pada 2021.

Lalu pada sektor modest fashion, Indonesia tetap berada pada peringkat ketiga sepanjang tahun 2021-2022. Kemudian bila dilihat secara keseluruhan, indikator ekonomi syariah Indonesia tetap menduduki peringkat keempat dunia selama 2021-2022.

Hanya saja, Agus mengaku belum puas dengan peringkat tersebut. "Kalau saya sih belum puas peringkat keempat dunia," ujar dia.

Agus menegaskan, ekonomi syariah dan industri halal telah dipandang sebagai sumber mesin pertumbuhan ekonomi baru. Tidak hanya di tingkat domestik, namun juga di tingkat global. 

Ia menjelaskan, itu tidak lepas dari potensi pasar halal yang sangat besar. Berdasarkan data Pew Research Center’s Forum on Religion and Public Life, populasi penduduk Muslim di dunia pada 2020 mencapai 1,9 miliar jiwa, dan diperkirakan akan terus bertambah hingga mencapai 2,2 miliar jiwa atau 26,5 persen dari total populasi dunia pada 2030.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement