Ahad 01 Oct 2023 02:50 WIB

Segitiga Indonesia-Malaysia-Thailand Dapat Majukan Industri Halal

Airlangga menyampaikan untuk mengoptimalkan kolaborasi dan kolektivitas.

Rep: Novita Intan/ Red: Ahmad Fikri Noor
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: Dok. Kemenko Perekonomian
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah meyakini forum kemitraan yang memprioritaskan pembangunan ekonomi daerah untuk mengurangi kesenjangan serta meningkatkan daya saing dan kesejahteraan masyarakat di sub-kawasan, Indonesia–Malaysia–Thailand Growth Triangle atau IMT-GT mampu memajukan industri halal di ASEAN. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan forum tersebut dibentuk dalam menjaga kondisi perekonomian di tengah berbagai tantangan global saat ini.

“Ketidakpastian global, perubahan iklim, kerawanan pangan dan energi, kita perlu dorong transformasi digital, kembangkan ekonomi kreatif, hijau dan biru serta memaksimalkan sektor-sektor unggulan, seperti pariwisata, pertanian dan industri halal,” ujarnya saat membuka Pertemuan Tingkat Menteri IMT-GT ke-29 melalui keterangan resmi, Jumat (29/9/2023).

Baca Juga

Pendapatan domestik bruto di kawasan telah menunjukkan kenaikan yang signifikan dari 20 miliar dolar AS pada 1993 menjadi 405,7 miliar dolar AS pada 2021. Meski sempat melambat saat terjadinya pandemi Covid-19, sektor pariwisata di kawasan juga mampu kembali bangkit dan terus tumbuh secara signifikan.

Airlangga juga kembali menekankan pentingnya IMT-GT untuk meningkatkan konektivitas fisik dan digital dalam mendukung integrasi kawasan, serta bersinergi dengan masterplan konektivitas ASEAN 2025. Lebih jauh, Airlangga menyampaikan untuk mengoptimalkan kolaborasi dan kolektivitas serta menyerukan para Kepala Daerah IMT-GT yang tergabung dalam Chief Ministers and Governors Forum (CMGF) untuk merubah paradigma dalam merencanakan pembangunan daerah.

“Kita perlu beralih pandangan individual ke pembangunan berwawasan kolektif, fokus pada peningkatan sinergi dan keselarasan, untuk memperkuat konektivitas. Gunakan pengalaman 30 tahun kerjasama untuk membuat terobosan baru. Pemerintah pusat dan daerah perlu memaksimalkan CMGF sebagai wadah koordinasi dan kerjasama yang berorientasi pada hasil serta perwujudan kolaboratif para pemangku kepentingan lokal dan berorientasi kawasan,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement