Rabu 06 Sep 2023 14:38 WIB

Perbankan Syariah Perkuat Implementasi GRC Terintegrasi

GRC terintegrasi yang efektif dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Nasabah menerima cinderamata usai melakukan pembukaan rekening online di bank syariah.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Nasabah menerima cinderamata usai melakukan pembukaan rekening online di bank syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perbankan syariah perlu memperkuat implementasi governance, risk, and compliance (GRC) terintegrasi. Khususnya dalam merealisasikan pertumbuhan berkelanjutan yang sesuai dengan kebijakan dan regulasi yang berlaku.

"Pasalnya, penerapan GRC terintegrasi dapat mensinergikan aspek governance structure, risk management dan compliance, serta environment, dan social," kata Ketua Umum Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Hery Gunardi dalam acara Seminar Nasional Asbisindo, Rabu (6/5/2023).

Baca Juga

Hery memastikan komitmen Asbisindo sebagai wadah perkumpulan bank-bank syariah di Indonesia untuk terus membina dan mengembangkan bank syariah. Hal itu dilakukan agar bisa memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

"Oleh karenanya, Asbisindo juga senantiasa menjadi mitra utama bagi pemerintah dan regulator dalam upaya pengembangan industri perbankan syariah di Tanah Air,” ujar Hery yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau (BSI).

Hery menegaskan, penguatan penerapan GRC terintegrasi sangat penting. Hal tersebut mengingat potensi pertumbuhan perbankan syariah di Tanah Air sangat besar. Dia memastikan, GRC terintegrasi akan mampu menjawab tantangan perbankan syariah pada era 4.0.

"Pada era 4.0 memiliki karakteristik banking everywhere sehingga bank dituntut dapat memberikan layanan kepada nasabah di luar channel milik perbankan. Dalam hal ini, digitalisasi mengubah cara hidup, bekerja, dan berinteraksi satu sama lain," ungkap Hery.

Hery mengakui saat ini tantangan yang muncul yaitu ketidakpastian karena ketidakstabilan ekonomi. Begitu juga dengan kekhawatiran terhadap risiko lingkungan, peningkatan kompleksitas dan regulasi, kinerja bisnis, keberlanjutan, tuntutan pemangku kepentingan, serta pendekatan terpadu dalam mendukung pengambilan keputusan.

Oleh karena itu, Hery menilai implementasi GRC terintegrasi yang efektif dapat memastikan kepatuhan terhadap peraturan. Selain itu, Hery mengatakan perbankan juga dapat mengelola risiko dengan lebih baik dan menjaga integritas dalam operasional mereka.

"Hal ini menjadi langkah strategis membangun perbankan syariah di masa depan yang berkelanjutan,” tutur Hery.

Dalam kesempatan yang sama, Komisaris Utama BSI Muliaman D Hadad menilai pentingnya integrasi dalam penerapan GRC. Muliaman mengatakan pentingnya mengintegrasikan tiga pilar penting dalam GRC menjadi tantangan kita.

"GRC terintegrasi ini menjadi strategi sekarang, integrated approach. Terutama mengelola risiko. Tidak lagi dilihat stand alone function dan dilihat sebagai salah satu cara untuk mendorong pertumbuhan berkesinambungan. Kita tahu good governance adalah salah satu cara untuk membangun ketahanan dari suatu lembaga,” jelas Muliaman yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2012-2017 itu.

Muliaman menuturkan pertumbuhan perbankan syariah sejak 2000 selalu lebih tinggi dari industri perbankan nasional. Pertumbuhan perbankan syariah juga selalu double digit.

Muliaman yang juga merupakan Ketua Dewan Komisioner OJK periode 2012-2017 itu mengatakan secara market share perbankan syariah juga tidak terlalu banyak berubah yang masih berkisar tujuh persen.

"Oleh karena itu, menurutnya pertumbuhan perbankan syariah yang tinggi sulit berkelanjutan dan memperluas pangsa tanpa didukung dengan compliance dan governance yang baik," jelas Muliaman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement