Selasa 01 Aug 2023 21:04 WIB

Asbisindo akan Gelar BPR Syariah Summit 2023 di Yogyakarta

BPR Syariah Summit 2023 juga menjadi ajang promosi BPR Syariah kepada masyarakat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Lida Puspaningtyas
-Industri Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, kini berubah nama menjadi Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS). Ini  telah menjadikannya memiliki arah baru dalam kegiatan operasional guna memperkuat permodalan melalui alat-alat baru setelah disahkannya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).
Foto: istimewa
-Industri Bank Pembiayaan Rakyat Syariah, kini berubah nama menjadi Bank Perekonomian Rakyat Syariah (BPRS). Ini telah menjadikannya memiliki arah baru dalam kegiatan operasional guna memperkuat permodalan melalui alat-alat baru setelah disahkannya Undang-Undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kompartemen BPR Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) akan menyelenggarakan kegiatan “BPR Syariah Summit 2023” pada 3 -5 Agustus 2023 di Kota Yogyakarta. Acara ini diselenggarakan untuk mendukung upaya-upaya pengembangan industri perbankan syariah khususnya BPR Syariah dan implementasi strategi serta kebijakan yang telah disusun oleh Pemerintah bersama regulator.

Ketua 2 DPP Asbisindo Kompartemen BPRS, Edi Sunarto menjelaskan, selama dua dekade pengembangan keuangan syariah nasional,sudah banyak pencapaian kemajuan, baik dari aspek lembagaan dan infrastruktur penunjang, perangkat regulasi dan sistem pengawasan, maupun awareness dan literasi masyarakat terhadap layanan jasa keuangan syariah.

Kondisi eksternal yang dihadapi industri BPR syariah saat ini di antaranya (1) adanya perubahan ekosistem global dan nasional berupa perubahan perilaku masyarakat, inovasi produk dan perkembangan digital ekonomi, (2) dampak pandemi Covid19 dan (3) persaingan usaha diantara lembaga keuangan pada segmen menengah kecil dan mikro, seperti fintech lending, Bank Umum, laku pandai, dan LKM.

"Selepas pandemi COVID-19 Industri BPR Syariah mengalami tren pertumbuhan yang positif dari sisi aset, pembiayaan maupun penghimpunan dana masyarakat," ujar Edi dalam siaran pers yang diterima Republika, Selasa (1/8/23).

Pandemi Covid-19 menjadi salah satu trigger bagi industri perbankan pada umumnya dan BPR syariah untuk melakukan peningkatan kualitas layanan dengan memanfaatkan teknologi. Era digitalisasi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi BPR Syariah dengan segala keterbatasan dan regulasi yang ada saat ini untuk tetap mampu bertahan dan bertumbuh.

Penetapan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK) serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 26 tahun 2022 tentang Bank Pembiayaan Rakyat Syariah menjadi momentum bagi industri BPR Syariah untuk menetapkan posisi yang tepat di tengah-tengah derasnya arus persaingan industri jasa keuangan di tanah air. Adanya momentum tersebut menjadi kesempatan emas bagi BPR Syariah untuk lebih dikenal dan dijangkau oleh masyarakat seluruh Indonesia.

"BPR Syariah Summit 2023 yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti seminar nasional dan investor gathering menjadi ajang pertemuan dan silaturahim bagi seluruh stakeholder BPR Syariah di Indonesia dengan pelaku bisnis dari berbagai sektor yang menjadi mitra," tutur Edi.

Selain itu juga sebagai referensi bagi pelaku industri keuangan syariah, khususnya BPR syariah untuk dapat menyusun strategi dan kebijakan yang tepat serta penyampaian rekomendasi kepada para pihak untuk menjaga momentum pertumbuhan.

BPR Syariah Summit 2023 juga menjadi ajang promosi BPR Syariah kepada masyarakat sekitar secara umum agar lebih dikenal oleh masyarakat melalui peluncuran logo dan mars BPRS Syariah, fun walk, panel BPR Syariah Summit, dan pemberian penghargaan kepada UMKM Mitra BPR Syariah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement