REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengembangan Bursa Efek indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik mengungkapkan, target jumlah investor pasar modal bisa bertambah 20 persen hingga 30 persen pada tahun 2023. Untuk saham syariah pun diharapkan bisa mengikuti target tersebut.
"Kami target antara 20-30 persen, untuk saham syariah inline ya," ujar Jeffrey dalam acara Sharia Investment Week di Jakarta, Kamis (15/6/2023).
Ia pun mengungkapkan, tantangan yang dihadapi untuk menggaet investor saham syariah adalah literasi yang masih kurang. Menurutnya, perlu literasi pasar modal syariah yang lebih luas dan inklusif serta memperkuat branding pasar modal syariah.
"Untuk saham syariah kami harus beri atensi lebih, literasi lebih untuk syariah, karena untuk saham konvensional kami fokus pengenalan produk, namun untuk syariah ada satu step sebelumnya terkait fiqih yang menjelaskan apakah investasi saham sesuai dengan kaidah syariah," ungkapnya.
Hadir dalam kesempatan yang sama, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah Bursa Efek Indonesia, Irwan Abdalloh, menargetkan kinerja pasar modal syariah Indonesia tumbuh sebesar 10 persen year on year (yoy) pada 2023. Target pertumbuhan 10 persen yoy tersebut meliputi nilai transaksi, total volume, total frekuensi perdagangan serta jumlah investor.
Irwan meyakini target tersebut dapat dicapai lantaran banyak generasi muda yang mulai tertarik investasi di pasar modal Syariah. Para generasi muda saat ini sudah mulai sadar bahwa investasi bukan hanya untuk mendapatkan keuntungan, tapi juga untuk mendapatkan ketenangan.
Pada pekan ini Sharia Investment Week (SIW) 2023 kembali digelar pada Juni 2023 ini. SIW ini merupakan upaya pengembangan pasar modal syariah agar lebih dikenal masyarakat. Kegiatan digelar selama tiga har yaitu 15-17 Juni 2023 secara hybrid dengan beberapa kegiatan lomba kreasi digital pre-event, yaitu Video Literasi Pasar Modal Syariah, Twibbon & Caption Contest, dan Photobooth Challenge.