Kamis 30 Mar 2023 19:41 WIB

Merdeka Finansial Lebih Mudah dengan Produk Keuangan Syariah

Keuangan syariah memberikan dampak kesejahteraan baik dari pemerataan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Pengunjung arena F1 Power Boat melakukan transaksi perbankan di mobil kas keliling PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) di kawasan Danau Toba, Balige, Sumatera Utara, Sabtu (25/2). BSI mendukung penyelenggaraan kejuaraan internasional F1 Power Boat sebagai bentuk komitmen untuk memajukan pariwisata di Indonesia. Selain menyediakan layanan perbankan bergerak, BSI juga melakukan literasi perbankan syariah kepada masyarakat dan pelaku UMKM di kawasan Danau Toba.
Foto: Dok Republika
Pengunjung arena F1 Power Boat melakukan transaksi perbankan di mobil kas keliling PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) di kawasan Danau Toba, Balige, Sumatera Utara, Sabtu (25/2). BSI mendukung penyelenggaraan kejuaraan internasional F1 Power Boat sebagai bentuk komitmen untuk memajukan pariwisata di Indonesia. Selain menyediakan layanan perbankan bergerak, BSI juga melakukan literasi perbankan syariah kepada masyarakat dan pelaku UMKM di kawasan Danau Toba.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) terus mendorong generasi muda agar dapat merdeka secara finansial. Lewat produk-produk yang menarik dan memberikan kemudahan, BSI yakin pembiayaan berbasis syariah akan semakin diminati oleh masyarakat.

Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna menyebutkan salah satu produk yang mulai diminati oleh anak muda adalah BSI Griya Simuda untuk memiliki rumah idaman. Anton menyebut produk tersebut diminati karena anak muda dapat menyesuaikan pembayaran dengan pendapatan mereka lewat pembiayaan berbasis syariah.

Baca Juga

"Dengan pembiayaan syariah, cicilan per bulan tidak akan berubah karena sudah ditetapkan dalam akad awal," ujarnya di Jakarta, Kamis (30/3/2023).

Fleksibilitas ini yang kemudian harus bisa diaplikasikan dalam bentuk fitur produk, karena ini bagian dari keunggulan bank syariah, keunggulan yang hakiki dari sebuah model transaksi syariah dalam bentuk fitur yang akan menjadi comparative advantage dan ujungnya akan menjadi benefit untuk nasabah.

"Sehingga ini yang kemudian kita jadikan sebagai solusi bagi para milenial kita untuk memiliki rumah,” kata Anton.

Anton melanjutkan, untuk mencapai merdeka finansial setidaknya ada tuga perspektif dalam mengembangkan harta yang dimiliki. Pertama adalah didorong untuk terus berkembang. Kedua adalah wealth distribution. Ketiga, melalui zakat.

“Distribusinya harus ada tapi yang di ujung yang kadang-kadang kita lupa setelah bagaimana wealth itu, kita harus juga purifikasikan atau bersihkan. Itu bukan hanya bersih di kita nya, tapi ketika kita bersihkan rizki kita atau apa harta kita, maka dia akan ada dampak pemerataan keadilan, pemerataan kesejahteraan, untuk pihak yang lain,” tuturnya.

Anton menyebut di dalam sistem transaksi dan perbankan syariah, efek keberlanjutan menjadi salah satu hal yang diperhatikan. Sistem syariah, lanjutnya, merupakan sebuah lingkaran keberkahan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh banyak orang. Dengan penerapan sistem syariah, dampak positif dari kemerdekaan finansial ini akan dirasakan secara luas oleh masyarakat lainnya, bahkan lingkungan.

“Konsep yang harus kita pahami lebih dalam yakni perspektif bahwa transaksi-transaksi di syariah itu semestinya memberikan efek kelanjutan yang juga baik. Ini value added-nya mestinya ada, karena dia adalah transaksi yang langsung masuk ke dalam transaksi real ya bukan transaksi yang kemudian menurunkan transaksi lain yang tidak jelas underlying-nya," kata dia.

Oleh karena itu, yang harus dipahami dari awal bahwa syariah memberikan nilai tambah yang riil dan kemudian memberikan dampak kesejahteraan baik dari pemerataan, maupun dari sisi keadilannya. Namun, di sisi lain yang perlu diahami juga bahwa ketika seseorang bertransaksi syariah kemudian mendapatkan untung.

"Maka dia punya kewajiban juga untuk bisa berbagi. Dengan begitu, keadilannya juga terjalankan. Tidak hanya dari sistem transaksinya yang memang berbasis pada pemerataan, tapi secara pribadi pun kita harus perlu memberikan bagian yang kita miliki untuk berbagi dengan pihak lain tersebut sebagai circle atau lingkaran keberkahan,” ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement