Selasa 28 Mar 2023 15:45 WIB

Mesir tak Wajibkan Sertifikasi Halal untuk Produk Pertanian dan Perkebunan Indonesia

Indonesia meraih peringkat eksportir kelima terbesar di Mesir untuk produk kakao.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Tangkapan layar Duta Besar RI di Kairo, Lutfi Rauf dalam webinar internasional Peluang dan Tantangan Produk Unggulan Lokal dan Kampus Berbasis Bisnis dan Digital di Era E-Commerce, Rabu (8/3/2023).
Foto: Dok. Republika
Tangkapan layar Duta Besar RI di Kairo, Lutfi Rauf dalam webinar internasional Peluang dan Tantangan Produk Unggulan Lokal dan Kampus Berbasis Bisnis dan Digital di Era E-Commerce, Rabu (8/3/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Mesir memberikan lampu hijau untuk produk hasil pertanian dan hasil perkebunan Indonesia dengan tidak mewajibkan adanya sertifikasi halal untuk produk impor dari Indonesia yang masuk ke Mesir. Hal tersebut disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Mesir Lutfi Rauf dalam keterangan tertulisnya, Selasa (28/3/2023).

"Pihak Mesir sudah memastikan Indonesia dapat memasukkan produk-produk hasil pertanian dan perkebunannya tanpa sertifikasi halal. Mesir mengeklaim, Indonesia telah menjalankan prinsip-prinsip halal dalam proses pengolahan hasil perkebunan baik itu kopi, rempah rempah, dan produk lainnya," tutur Lutfi.

Baca Juga

Sebelumnya, pada Senin (27/3/2023) Lutfi bersama Atase Perdagangan dan Koordinator Fungsi Ekonomi KBRI Kairo menyaksikan penandatanganan kontrak importasi produk bubuk kakao sejumlah 25 per Matrik Ton (MT) senilai 47.500 dolar AS atau sama dengan Rp 717 juta dari PT Kans Agro Indonesia kepada A to Z for Import & Export, bertempat di Ruang Promosi KBRI Kairo.

Lutfi berharap eksportir Indonesia dapat menjaga kepercayaan yang diberikan para pelaku usaha di Mesir sehingga dapat memberi manfaat dan keuntungan tidak hanya bagi kedua perusahaan tapi juga bagi kedua negara.

"Selaku Kepala Perwakilan RI di Mesir memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya atas loyalitas dan kepercayaan buyer Mesir mengimpor produk unggulan Indonesia dan mengharapkan agar pelaku usaha Indonesia dapat memberikan jaminan dan kepastian kualitas produk bubuk kakao yang diekspor ke Mesir berkualitas tinggi," ungkap Lutfi.

Atase Perdagangan, M Syahran Bhakti S pun berharap, kerja sama ekspor produk bubuk kakao terus berkelanjutan, terlebih saat ini Mesir sudah tidak mewajibkan sertifikasi halal terhadap produk perkebunan dan pertanian Indonesia. Produk bubuk kakao merupakan produk bahan setengah jadi yang sudah diolah dan tentunya memberikan nilai lebih.

Direktur A to Z for Import & Export, Mahmoud Ibrahim Awadh Ibrahim mengatakan hal yang sama. Ia berharap importasi produk bubuk kakao dapat berlangsung secara berkelanjutan dan dapat memenuhi kebutuhan pasar kakao di Mesir.

Diketahui, pasar Mesir masih sangat bergantung pada standar kualitas produk dan harga yang terjangkau. Saat ini, A to Z for Import & Export bersedia memenuhi peluang permintaan Indonesia baik untuk produk buah-buahan, produk hasil pertanian, dan produk lainnya yang dibutuhkan dari Mesir.

Mesir merupakan negara pengimpor bubuk kakao dengan total importasi dari dunia pada Januari-Desember 2022 mencapai 63,60 juta dolar AS dan Indonesia meraih peringkat eksportir kelima terbesar dengan nilai ekspor 8,41 juta dolar AS atau senilai Rp 126 miliar dengan kompetitor di antaranya Malaysia, Belanda, Spanyol, dan Jerman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement