REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Malaysia meluncurkan Halal Industry Master Plan (HIMP) 2030. HIMP diluncurkan demi mencapai target menjadi pemain kunci di pasar halal global.
Dilansir dari Malaysiakini pada Ahad (26/2/2023), Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi yang juga Ketua Dewan Pengembangan Halal Malaysia mengatakan, masterplan bertema 'Malaysia Halal yang Terkemuka, Terlihat, dan Mengglobal' mewakili target negara dalam mempromosikan pertumbuhan yang komprehensif dan mengembangkan ekonomi kuat. Ekosistem industri halal diharapkan memiliki lebih banyak produk dan layanan guna mendukung pertumbuhan di masa depan.
Ahmad Zahid menjelaskan, salah satu prioritas Kementerian Perdagangan dan Industri Internasional Malaysia (MITI) tahun ini sebagai penggerak strategis HIMP 2030, yaitu memperluas perdagangan. Sehingga, barang dan jasa halal dapat memainkan peran yang lebih menonjol.
Pejabat tersebut mencatat, melalui HIMP 2030, Malaysia mengharapkan industri halalnya akan mencapai 113,2 miliar dolar AS pada 2030 dan berkontribusi sebanyak 8,1 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2025. Rencana tersebut menetapkan 23 inisiatif, tujuh dorongan strategis, dan lima hasil target utama.
Ekspor halal Malaysia terus tumbuh pada 2022 yakni sebesar 63,8 persen year on year (yoy) menjadi 59,46 miliar Ringgit Malaysia (RM) atau sekitar 13,4 miliar dolar AS. Makanan dan minuman tetap menjadi kontributor utama ekonomi halal negara dengan nilai ekspor 27,84 miliar RM, setara 46,8 persen dari total ekspor halal.
MITI menambahkan, ekspor halal diikuti oleh bahan halal, sektor kosmetik, dan perawatan pribadi. Termasuk turunan minyak sawit serta sektor kimia industri.