REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Manila, Francisco Domagoso atau akrab disapa Isko Moreno, resmi mendukung pembangunan distrik khusus bertema Halal Town yang terinspirasi dari kawasan Chinatown dan Koreatown. Langkah ini diambil untuk mempererat hubungan dengan komunitas Muslim dan membangun jembatan budaya di ibu kota Filipina.
Pengumuman tersebut disampaikan saat pertemuan dengan Direktur Regional Komisi Nasional Muslim Filipina (NCMF), Dimapuno Datu Ramos Jr., pada Jumat (29/8/2025). Konsep Halal Town pertama kali digulirkan oleh Wali Kota Isko saat bertemu dengan pejabat tinggi Malaysia pada 11 Agustus 2025, yakni Gubernur Malaka dan Duta Besar Malaysia untuk Filipina. Dukungan resmi kemudian diberikan pada pertemuan dengan Direktur Regional NCMF, Dimapuno Datu Ramos Jr., pada 29 Agustus 2025.
Rencana ini bertujuan menyediakan kawasan kuliner dan budaya halal bersertifikat, serta ruang usaha bagi pelaku usaha Muslim. Diharapkan, Halal Town menjadi destinasi kuliner baru sekaligus pusat identitas Muslim di Manila.
Wali kota juga mengusulkan sistem sertifikasi bagi restoran yang menyajikan makanan halal tradisional untuk memastikan keaslian dan kualitas. “Sudah saatnya kita membangun Kota Halal seiring Manila terus berkembang sebagai destinasi kuliner,” ujarnya dikutip dari The Islamic Information, Senin (8/9/2025).
“Di sini, tidak ada yang didiskriminasi, semua orang penting,” ucapnya.
Direktur Ramos memuji inisiatif Isko Moreno tersebut, dan mencatat bahwa program ini dibangun di atas upaya berkelanjutan kota dalam mendukung penduduk Muslim, termasuk pembangunan pemakaman Islam pertama di Manila serta pembentukan Dewan Konsultasi Muslim.
Dengan mencontoh keberhasilan Chinatown dan K-Town, Halal Town digadang menjadi ikon keragaman dan inklusi. Program ini bukan hanya untuk komunitas Muslim, melainkan juga peluang pengembangan pariwisata, ekonomi lokal, serta usaha kecil berbasis budaya Islam.
Perencanaan detail akan melibatkan organisasi budaya, pihak bisnis, dan pemangku kepentingan lainnya. Fokusnya adalah memastikan pelaksanaan yang inklusif dan tepat guna demi memperkuat kohesi sosial dan identitas kota yang multikultural.
Namun, Halal Town yang akan segera hadir ini bukanlah sumber utama makanan halal di Manila. Masakan Timur Tengah sudah lama menjadi salah satu pengaruh kuliner favorit warga Filipina, dan hidangan ini tersedia luas di seluruh kota metropolitan, termasuk Manila.
Seperti dikutip dari Spot.ph, Shawarma Snack Center (SSC) di Ermita telah menjadi andalan kota ini selama lebih dari 25 tahun, menyajikan hidangan lezat dengan harga terjangkau bagi mahasiswa.
Restoran Persia Arya juga tetap menjadi pilihan utama dengan banyak cabang di seluruh Metro Manila, sementara New Bombay menyajikan Lamb Kebab Masala seharga P365 yang populer di kalangan pengunjung.
Kota-kota lain di Filipina juga berupaya menjangkau tidak hanya penduduk Muslim setempat, tetapi juga pengungsi Palestina dan migran Filipina-Palestina yang kembali setelah konflik berkepanjangan di Gaza.