Kamis 24 Jul 2025 21:56 WIB

Sukuk Ritel Capai 20 Persen Pembiayaan Negara

Pasar modal syariah Indonesia makin diminati lewat produk sukuk unggulan.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per Juni 2025 nilai outstanding sukuk negara telah mencapai 20 persen dari total instrumen utang negara, (ilustrasi)
Foto: Republika/Darmawan
Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per Juni 2025 nilai outstanding sukuk negara telah mencapai 20 persen dari total instrumen utang negara, (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kontribusi sukuk terhadap pembiayaan nasional terus menunjukkan tren peningkatan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per Juni 2025 nilai outstanding sukuk negara telah mencapai 20 persen dari total instrumen utang negara, sementara sukuk korporasi tumbuh hingga 14 persen terhadap total surat utang korporasi.

“Artinya, 20 persen dari pembiayaan infrastruktur Indonesia itu dibiayai oleh sukuk. Itu bacanya secara gampang,” ujar Wakil Direktur Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, dalam Acara Edukasi Wartawan terkait Update Perkembangan Pasar Modal Syariah yang digelar secara daring, Kamis (24/7/2025).

Baca Juga

Menurut Irwan, pertumbuhan ini dipimpin oleh produk unggulan seperti sukuk ritel dan sukuk tabungan. “Itu the one and only. Di dunia nggak ada yang berhasil menduplikasi konsep sukuk ritel itu. Baik sukuk ritel maupun sukuk tabungannya,” tegasnya.

Per Juli 2025, jumlah seri sukuk negara yang tercatat di BEI mencapai 53 seri, sementara sukuk korporasi telah melonjak menjadi 266 seri. Meski demikian, Irwan menyoroti pertumbuhan jumlah penerbit (emiten) sukuk yang masih terbatas.

“Yang menjadi tantangan itu adalah jumlah emiten sukuk-nya. Jadi issuer sukuk-nya itu relatif tidak nambah signifikan. Karena biasanya satu emiten yang menerbitkan sukuk, serinya banyak,” ungkapnya.

Menurutnya, tantangan ini memerlukan kolaborasi strategis antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI untuk mendorong lebih banyak korporasi masuk ke pasar sukuk. “Itu menjadi tantangannya buat OJK, buat bursa juga, untuk mendorong semakin banyak emiten yang menerbitkan sukuk,” katanya.

Dalam kurun lima tahun terakhir, pertumbuhan sukuk korporasi—baik dari sisi nilai maupun jumlah seri, tercatat signifikan. Data BEI menunjukkan, nilai outstanding sukuk korporasi naik dari Rp 21 triliun pada 2018 menjadi Rp 70 triliun pada 2025, sementara jumlah serinya tumbuh dari 99 menjadi 266 seri.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement