Jumat 27 Jun 2025 08:00 WIB

Resmi Ditutup, FESyar 2025 Geliatkan Potensi Ekonomi Syariah di Sumatera

FESyar Sumatera 2025 menarik 45.006 pengunjung.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025 resmi ditutup di Lampung City Mall, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (25/6/2025).
Foto: bank indonesia
Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025 resmi ditutup di Lampung City Mall, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (25/6/2025).

BANDAR LAMPUNG -- Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Sumatera 2025 resmi ditutup di Lampung City Mall, Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, pada Rabu (25/6/2025).

Kegiatan tahunan yang diselenggarakan Bank Indonesia (BI) ini menjadi bagian dari rangkaian Road to Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2025 yang akan digelar Oktober mendatang di Jakarta.

FESyar Sumatera 2025 menorehkan pencapaian positif dengan total transaksi mencapai Rp 12,4 miliar dari berbagai aktivitas perdagangan langsung, business matching, dan pembiayaan. Capaian ini menunjukkan tingginya antusiasme masyarakat serta pelaku usaha dalam mengembangkan ekonomi syariah (eksyar) sebagai motor pertumbuhan baru yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, menegaskan bahwa ekonomi dan keuangan syariah memiliki prospek besar baik di dalam negeri maupun global. Ia menyebut sistem eksyar dibangun atas nilai-nilai etika, inklusif, keadilan, dan keberlanjutan yang bersifat universal.

Negara non-Muslim seperti Jepang mulai mengadopsi prinsip ini dalam sektor halal melalui adanya pusat makanan halal karena mereka meyakini produk halal memperhatikan aspek keberlanjutan. Selain itu negara-negara tetangga seperti Filipina juga mulai menyiapkan langkah strategis untuk mengambil posisi sebagai pusat keuangan syariah di Asia Tenggara.

photo
Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti. - (Bank Indonesia)

Destry mengatakan pertumbuhan kontribusi aset eksyar kini telah mencapai 45% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, dan untuk mendukung tercapainya target kinerja ekonomi syariah ke depan diperlukan penguatan  sinergi optimalisasi kebijakan eksyar dalam bauran kebijakan nasional.

"Prinsip eksyar itu inklusif. No one left behind. Semua harus merasakan manfaat pembangunan. Potensi kita luar biasa besar, jadi ayo kita jangan kalah," kata Destry.

Destry menyampaikan juga BI akan terus berperan sebagai akselerator, inisiator, dan regulator, dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Pertumbuhan yang kita dorong diharapkan akan berkelanjutan, membawa maslahat nyata, keadilan sosial dan keberkahan bagi umat.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement