REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) menyiapkan enam inisiatif strategis untuk memperkuat ekonomi syariah di Jawa maupun nasional. Program ini digulirkan melalui Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) Regional Jawa 2025 yang berlangsung di Surabaya, 12–14 September 2025.
“Alhamdulillah, untuk memperkuat Eksyar di Jawa maupun level nasional, BI telah menyiapkan enam inisiatif strategis sebagai bentuk nyata komitmen Bank Indonesia dalam mendukung transformasi Eksyar menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) BI, Imam Hartono, dalam Opening Ceremony Fesyar Regional Jawa di Ballroom Al Marwah, Masjid Al Akbar Surabaya, Jumat (12/9/2025).
Inisiatif pertama adalah Gerbang Santri, atau Gerakan Pengembangan Pesantren dan Rantai Nilai Halal. “Pesantren diberdayakan bukan hanya sebagai pusat ilmu, tetapi juga pusat ekonomi umat. Pesantren dapat mengembangkan koperasi syariah, agribisnis halal, hingga digitalisasi usaha santri sehingga menjadi bagian dari rantai nilai halal,” kata Imam.
Kedua, Jawara Ekspor, atau Jaringan Wirausaha Syariah Mendorong Ekspor. Ia menjelaskan, produk seperti olahan kayu, kopi, ikan, dan produk manufaktur punya pasar global. Jawara Ekspor membuka akses pasar internasional, memperkuat branding, dan menjembatani UMKM halal agar mampu go global.
Ketiga, Gemah Halal, atau Gerakan Berjamaah Akselerasi Halal. Ia menilai masih banyak produk Indonesia yang belum tersertifikasi halal. “Gemah Halal mempercepat sertifikasi, memperkuat peran halal center di daerah, dan memastikan bahan baku halal tersedia. Ini akan memperbesar peluang UMKM menembus pasar global,” tutur Imam.
Inisiatif keempat adalah Sapa Syariah, atau Sinergi Perdagangan dan Pembiayaan Syariah. “Sapa Syariah memfasilitasi koneksi antara pelaku usaha dengan lembaga keuangan syariah. Ini berarti pembiayaan syariah yang lebih mudah untuk petani, nelayan, dan UMKM sekaligus memperdalam pasar uang dan pasar modal syariah agar lebih likuid dan efisien,” katanya.
Kelima, Kanal Ziswaf, atau Kolaborasi Nasional Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf. Imam menekankan dana sosial syariah adalah kekuatan ekonomi umat. “Melalui Kanal Ziswaf, zakat, infak, sedekah, dan wakaf dikelola lebih modern dan produktif, misalnya untuk membangun sekolah, klinik, atau mendanai usaha mikro,” kata Imam.
Inisiatif keenam adalah Lentera Emas, atau Literasi dan Inklusi Ekonomi Syariah menuju Indonesia Emas. “Fondasi Eksyar adalah literasi. Lentera Emas memperluas edukasi ke sekolah, kampus, pesantren, hingga ruang digital. Dengan literasi yang lebih luas, masyarakat akan semakin percaya berpartisipasi dalam ekosistem halal global,” ujar Imam.
Ia menegaskan, keenam inisiatif tersebut menjadi strategi bersama untuk memperbanyak pelaku ekonomi syariah, memperluas pembiayaan inklusif, serta mempercepat literasi dan inklusi keuangan syariah di masyarakat.
“Inisiatif ini adalah strategi bersama untuk memperbanyak pelaku ekonomi syariah, memperluas pembiayaan inklusif, dan mempercepat literasi ekonomi syariah,” kata Imam.