REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) telah mendapaatkan persetujuan pemerintah untuk melakukan pemisahan (spin off) unit usaha syariah (UUS) BTN Syariah dan mengakuisisi bank umum syariah.
Aksi ini akan berdampak positif terhadap pertumbuhan BTN Syariah dan industri syariah nasional. Hal ini disampaikan menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir usai menghadiriIndonesia Sharia Forum di Jakarta, Selasa (27/5/2025).
Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto telah memberikan persetujuan aksi korporasi tersebut. Persetujuan tersebut memungkinkan BTN Syariah untuk mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) sebagai bagian dari rancangan spin-off UUS.
Terkait spin off tersebut, Direktur di PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk (RELI) Reza Priyambada mengatakan, spin off tersebut berdampak positif memperlincah BTN Syariah dalam menggarap potensi pasar ke depan. Juga berimbas positif pada induknya BTN.
“BTN Syariah bisa lebih mandiri menjangkau pasar, pendanaan, dan pengembangan jaringan karena dengan statusnya sebagai bank berdiri sendiri akan memiliki kebijakan sendiri menentukan strategi ke depan,” ujarnya saat dihubungi di Jakarta, Senin (2/6/2025).
Selain itu, dia mengatakan, BTN Syariah bisa lebih agresif memperkuat pasar, khususnya menjadi bank penyalur kredit kepemilikan rumah (KPR) syariah. Spin off mempermudah BTN Syariah menjalin kerja sama lebih luas dengan pihak ketiga maupun berbagai merchant ke depan.
Sedangkan bagi induk, dia mengatakan, BTN (BBTN) akan diuntungkan dengan pertumbuhan BTN Syariah karena masih bertindak sebagai pemegang saham pengendali. Spin off ini bisa berdampak positif terhadap kinerja keuangan ke depan dan pergerakan harga saham BBTN.
Sementara iut, Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat mengatakan, kehadiran bank syariah baru akan menjadi angin segar bagi sektor terhadap industri keuangan syariah nasional.
“Kehadiran bank syariah baru BTN Syariah juga diharapkan menjadi warna baru yang bisa membuat industri perbankan syariah nasional bertumbuh ke depan. Apalagi BTN Syariah berhasil menunjukkan kinerja positif saat ini,” ujarnya di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dia menambahkan, spin off menjadi bank syariah baru juga bisa mendorong BTN Syariah menjadi bank syariah nasional yang fokus, inklusif, dan berdampak.
‘’Dengan basis pembiayaan perumahan yang kuat, didukung infrastruktur dan tim yang siap, serta potensi pasar halal yang besar, saya lihat BTN Syariah siap mengambil peran sentral dalam industri BUS di Indonesia,” lanjut Sutan.
Selain itu, Sutan menilai, BTN Syariah tengah mengembangkan bisnis digitalnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan perbankan digital syariah di Indonesia. “Saat ini, Indonesia butuh keberagaman layanan perbankan syariah yang nyaman dan aman,” tutur Emir.
Melalui bisnis digital tersebut , dia mengatakan, BTN Syariah bisa ikut serta membantu program pemerintah melalui digitalisasi sekolah-sekolah, seperti yang tengah dicanangkan pemerintah. BTN Syariah juga bisa mengandalkan fasilitas digital induknya untuk penguatan digital sekolah-sekolah.
BTN Syariah, terang dia, juga bisa fokus untuk membantu Koperasi Desa Merah Putih untuk pengembangan ekosistem syariah melalui digitalisasi Kopdes di berbagai wilayah, khususnya wilayah dengan potensi pasar syariah yang besar.
Dengan terbentuknya BUS BTN Syariah, dia mengatakan, program perumahan yang dicanangkan pemerintah di seluruh daerah, khususnya daerah dengan pangsa pasar pembiyaan syariah yang besar bisa terlaksana dengan baik dan penetrasi pasar bisa ditingkatkan ke depan.
Hingga kuartal I-2025, BTN Syariah berhasil mencatatkan peningkatan pembiayaan 18,2 persen dari Rp 39,1 triliun menjadi Rp 46,3 triliun. Total aset melesat dari Rp 54,8 triliun menjadi Rp 61,2 triliun sampai akhir Maret 2025. Begitu juga dengan laba bersih melesat dari Rp 164 miliar menjadi Rp 199 miliar.