REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Aladin Syariah Tbk (Bank Aladin) membukukan pendapatan operasional sebesar Rp 613 miliar pada 2024. Nilai ini tumbuh hampir 84 persen dibandingkan Rp 334 miliar pada tahun sebelumnya.
"Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan margin, bagi hasil, serta peningkatan signifikan pada pendapatan berbasis komisi (fee-based income) yang melonjak hampir lima kali lipat menjadi Rp 154 miliar," kata Direktur Utama Bank Aladin Koko Tjatur Rachmadi dalam keterangan di Jakarta, dikutip Kamis (1/5/2025).
Total aset Bank Aladin meningkat 32 persen menjadi Rp 9,36 triliun. Ini terutama ditopang oleh ekspansi pembiayaan musyarakah yang naik hampir tiga kali lipat menjadi Rp 4,1 triliun.
Dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan mudharabah juga mengalami lonjakan menjadi Rp 5,4 triliun, yang mencerminkan peningkatan kepercayaan nasabah terhadap layanan perbankan syariah digital yang diusung Bank Aladin.
Peningkatan pembiayaan yang tinggi sepanjang tahun juga dibarengi dengan penerapan manajemen risiko dan pengelolaan portofolio yang disiplin. Hal ini tercermin dari tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) yang berhasil dijaga tetap rendah di level 0,03 persen.
Koko menuturkan capaian tersebut tidak lepas dari sejumlah inisiatif strategis yang dijalankan sepanjang tahun, antara lain optimalisasi ekosistem Alfamart, di mana Bank Aladin memperluas jaringan layanan keuangan berbasis komunitas melalui lebih dari 20.000 gerai di seluruh Indonesia, mendorong inklusi dan penetrasi nasabah baru secara efisien.