REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabar wafatnya Paus Fransiskus menjadi duka bagi banyak umat, termasuk umat Islam. Ideologi Paus mengenai ekonomi yang disebut Ekonomi Fransiskus (Economy of Francesco) memiliki makna yang mendalam, dan sejalan dengan konsep ekonomi Islam.
“Wafatnya Paus Fransiskus bukan hanya kehilangan bagi umat Katolik, tetapi juga bagi dunia yang mendambakan keadilan sosial dan ekonomi yang manusiawi,” kata Pengamat Ekonomi Syafruddin Karimi dalam keterangannya, Senin (21/4/2025).
Dalam kacamata ekonomi, Syafruddin menilai, ideologi Paus mengenai ekonomi yang disebut Ekonomi Fransiskus (Economy of Francesco) memiliki makna yang mendalam, dan sejalan dengan konsep ekonomi Islam.
“Gagasan Economy of Francesco yang beliau wariskan sejalan dengan nilai-nilai ekonomi Islam dan prinsip-prinsip ekonomi berkeadilan sosial yang tercantum dalam UUD 1945, yakni menempatkan manusia, khususnya yang miskin dan terpinggirkan, sebagai subjek utama pembangunan ekonomi,” jelasnya.
Syafruddin menuturkan, Paus telah mengingatkan kepada semua pertumbuhan tanpa keadilan adalah sebuah ilusi. Dan bahwa kedaulatan rakyat di bidang politik harus diiringi oleh kedaulatan rakyat di bidang ekonomi.
“Seruan beliau agar kaum miskin menjadi penggerak, bukan sekadar penerima belas kasihan, memperkuat urgensi untuk merancang model ekonomi yang berpihak, berkelanjutan, dan memuliakan martabat manusia,” terangnya.
Diketahui, Gereja Katolik Roma mengumumkan wafatnya Paus Fransiskus pada Senin, 21 April 2025. ‘Pope’ wafat beberapa hari setelah ia keluar dari rumah sakit setelah menjalani perawatan karena infeksi saluran pernapasan yang kompleks.
View this post on Instagram