REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Bidang Investasi Surat Berharga dan Emas Indra Gunawan menegaskan bahwa sukuk merupakan instrumen investasi paling aman dibandingkan emas dalam pengelolaan dana haji. Hal ini disampaikannya dalamFinTalk Series 2025 'Sukuk Dana Haji Berkah Bagi Negeri' yang diikuti secara daring, Selasa (19/3/2025).
"Untuk dana haji, kami hanya berinvestasi pada aset safe haven seperti sukuk dan emas. Crypto memiliki risiko tinggi dan tidak memiliki nilai intrinsic universal seperti emas," kata Indra.
Menurutnya, sukuk memberikan imbal hasil yang lebih stabil dan memiliki tingkat risiko lebih rendah dibandingkan instrumen lainnya. Selain itu, sukuk juga memiliki jaminan aset yang lebih jelas serta didukung oleh regulasi yang ketat.
Indra menjelaskan bahwa BPKH tetap berkomitmen untuk menjaga prinsip kehati-hatian dalam mengelola dana jemaah haji agar tetap aman dan memberikan nilai manfaat yang optimal. "Kami memahami teknologi blockchain dan AI, tetapi untuk aset investasi, kami tetap fokus pada yang sudah terbukti aman," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sukuk tidak hanya memberikan keuntungan finansial, tetapi juga memiliki dampak sosial yang nyata, seperti dalam pendanaan proyek infrastruktur pendidikan dan fasilitas haji. "Dana haji ini dikelola secara profesional, memberikan keuntungan dari hasil investasi tanpa menyentuh dana pokok setoran jemaah. Ibarat lidi-lidi yang dirangkai menjadi sapu lidi, lalu berkembang menjadi vacuum cleaner yang menyapu hambatan pembangunan keumatan," jelas Indra Gunawan.
Dengan strategi investasi yang terencana dan berlandaskan prinsip syariah, BPKH memastikan bahwa dana haji tetap aman dan dapat memberikan manfaat maksimal bagi jemaah haji Indonesia.
Ikuti Whatsapp Channel Republika