Ahad 09 Feb 2025 18:10 WIB

KNEKS Dorong Perbaikan Kinerja Bank Muamalat Sebelum Masuk Investor Baru  

Keputusan investasi membutuhkan banyak pertimbangan dari calon investor.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Nasabah mengakses layanan Muamalat Digital Integrated System (MADINA) di Jakarta, Kamis (23/1/2025). Bank Muamalat membukukan kinerja yang solid untuk layanan Cash Management System bernama Muamalat Digital Integrated Access (MADINA). Hingga akhir 2024, volume transaksi MADINA menembus lebih dari Rp55 triliun, atau naik 13 persen secara year on year (yoy).
Foto: Dok Republika
Nasabah mengakses layanan Muamalat Digital Integrated System (MADINA) di Jakarta, Kamis (23/1/2025). Bank Muamalat membukukan kinerja yang solid untuk layanan Cash Management System bernama Muamalat Digital Integrated Access (MADINA). Hingga akhir 2024, volume transaksi MADINA menembus lebih dari Rp55 triliun, atau naik 13 persen secara year on year (yoy).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai bahwa pencarian investor baru untuk Bank Muamalat tidak bisa dilakukan secara instan. Direktur KNEKS Sutan Emir Hidayat menegaskan, keputusan investasi membutuhkan banyak pertimbangan dari calon investor.  

"Pertimbangan orang kan banyak, gak main langsung beli aja," ujar Emir kepada Republika, dikutip Ahad (9/2/2025).

Baca Juga

Menurutnya, salah satu faktor utama yang menjadi perhatian investor adalah kinerja keuangan bank. Ia menyebutkan, calon investor akan mengevaluasi berbagai aspek sebelum memutuskan untuk berinvestasi, termasuk kesesuaian visi dengan rencana bisnis Bank Muamalat.  

"Dari beberapa bahan yang digunakan oleh calon investor, baru bisa dilihat, apakah sevisi atau tidak dengan keinginan calon investor," ujarnya.  

Oleh karena itu, Emir menilai Bank Muamalat perlu lebih dulu berbenah dalam hal kinerja keuangan. Terlebih, ada harapan besar bahwa direksi baru bisa membawa perubahan positif bagi bank syariah pertama di Indonesia ini.  

"Kalau kinerja membaik, punya rencana bisnis yang jelas dan itu dibuktikan, maka calon investor pun juga bisa kembali evaluasi," tambahnya.  

Lebih lanjut, Emir menilai, salah satu kekuatan utama Bank Muamalat adalah nasabah loyalis, yang bisa menjadi potensi dalam meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK).  "Loyalis mereka itu cukup banyak. Saya aja yang tahu permasalahan mereka tetap jadi nasabah," ujar Emir.  

Sementara itu, Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menegaskan bahwa calon investor yang berminat masuk ke Bank Muamalat sudah ada, baik dari dalam maupun luar negeri. Namun, pihaknya masih dalam tahap evaluasi untuk memastikan bahwa investor tersebut memenuhi semua ketentuan yang berlaku.  

"Investor yang berminat untuk masuk ke Bank Muamalat sudah ada, baik dari dalam maupun luar negeri. Saat ini, kita memiliki beberapa Letter of Intent (LoI) dari calon investor," ujar Kepala BPKH Fadlul Imansyah kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).

Meski demikian, BPKH tetap berhati-hati dalam memilih investor yang tepat agar tidak salah langkah.  "Kami harus memastikan mereka benar-benar memiliki dana, pengalaman di sektor perbankan, serta komitmen investasi," tegasnya.  

Selain itu, belum ada Bank Wakaf Mikro (BWM) yang masuk dalam proses investasi Bank Muamalat.  Ihwal proyeksi laba Bank Muamalat di 2025, Fadlul menyebutkan laporan keuangan yang telah diaudit masih dalam proses finalisasi. Namun, ia memastikan laba tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.  

"Mau tinggi sedikit atau banyak, kami tunggu laporan auditnya. Tapi yang jelas lebih tinggi dari tahun lalu," katanya.  

Adapun BPKH saat ini tetap fokus pada investasi ekosistem haji, meskipun porsinya masih kecil, sekitar 5 persen dari total dana kelolaan.   "Sambil menunggu proyek ini berjalan, kami tetap berinvestasi di surat berharga dan instrumen keuangan seperti biasanya. Saat ini, porsi terbesar investasi masih di SBSN (Surat Berharga Syariah Negara), sekitar 70 persen," tuturnya.

 

Dian Fath Risalah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement