REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menutup tahun 2024 dengan catatan positif. Aset BSI tercatat menembus angka Rp 409 triliun, mengalami kenaikan sebesar 15,55 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menyampaikan, meskipun kondisi ekonomi global masih dipenuhi ketidakpastian dan persaingan pasar yang ketat, BSI tetap mampu tumbuh di atas rata-rata industri.
"Jadi ini adalah pertama kali BSI memiliki aset lebih dari atas Rp 400 triliun, Rp409 triliun. Jadi BSI sekarang sudah jadi bank Rp 400 triliun,” ujar Hery dalam konferensi pers kinerja kuartal IV tahun 2024, Kamis (6/2/2025).
Pertumbuhan laba bersih BSI mencapai 22,83 persen (yoy), dengan total laba bersih pada 2024 mencapai Rp 7,01 triliun. Hal ini didorong oleh fokus perseroan dalam mengembangkan pembiayaan berkualitas, serta transformasi digital dan inovasi yang menjadi kunci utama kesuksesan BSI.
BSI juga mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 11,46 persen menjadi Rp 327,45 triliun, didukung oleh pengelolaan dana yang tepat, dengan CASA mencapai 60,12 persen dari total DPK. Di sisi lain, penyaluran pembiayaan tercatat sebesar Rp 278,48 triliun, tumbuh 15,88 persen yoy.
Hery menjelaskan, implementasi strategi 2024 yang meliputi peluncuran SuperApp BYOND by BSI serta peningkatan channel digital seperti ATM, mobile banking, dan QRIS turut berperan penting dalam mendukung pencapaian kinerja ini.
Selain itu, komitmen BSI terhadap keberlanjutan juga terwujud melalui pembiayaan keuangan berkelanjutan yang mencapai Rp 66,50 triliun, dan kontribusi terhadap program sosial yang mendukung berbagai sektor kemaslahatan umat.
Dengan pencapaian ini, BSI semakin memperkuat posisinya sebagai bank syariah yang memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia, dengan terus berinovasi dan memanfaatkan potensi digitalisasi serta ekosistem Islam.