Jumat 07 Jun 2024 09:30 WIB

OJK Sebut Banyak Ruang Akselerasi Pasar Modal Syariah Indonesia

Jumlah saham syariah dalam ISSI meningkat 61 persen.

Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menggelar Sharia Investment Week (SIW) mulai Kamis (6/6/2024) hingga Sabtu (8/6/2024).
Foto: BEI
Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menggelar Sharia Investment Week (SIW) mulai Kamis (6/6/2024) hingga Sabtu (8/6/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Departemen Pengawasan Pengelolaan Investasi dan Pasar Modal Regional Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Edy Broto Suwarno menyatakan, banyak ruang yang bisa dioptimalkan untuk mengakselerasi pertumbuhan pasar modal syariah di Indonesia.

Berdasarkan hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022, indeks literasi dan inklusi keuangan syariah baru mencapai 9,14 persen dan 12,1 persen, jauh di bawah indeks literasi dan inklusi keuangan nasional yang sebesar 49,68 persen dan 85,1 persen.

Baca Juga

Kendati Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan indeks literasi keuangan syariah berhasil naik dari 30 persen menjadi 39 persen pada tahun 2023, tetapi indeks inklusi keuangan syariah tercatat masih stagnan di angka 12 persen.

“Untuk itu, tantangan dalam peningkatan literasi dan inklusi keuangan syariah masih menjadi tugas kita bersama yang harus kita selesaikan segera. Terlebih, Indonesia memiliki demografi sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia,” ungkap Edy Broto dalam seminar dan ekspo Sharia Investment Week (SIW) 2024 di Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Sebagai langkah konkret dalam mendorong peningkatan literasi dan inklusi keuangan dan pasar modal syariah di Indonesia, lanjut dia, OJK telah mengambil beberapa langkah dan kebijakan yang dilakukan melalui penerbitan peraturan maupun langkah-langkah untuk memperkuat sinergi dan kerja sama dengan pihak-pihak terkait.

Beberapa langkah tersebut antara lain pembentukan kelompok kerja literasi dan inklusi keuangan syariah, lalu forum edukasi dan temu bisnis keuangan syariah bagi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) santri untuk peningkatan inklusi dan literasi keuangan syariah.

Selain itu, OJK menjalin koordinasi dan kolaborasi dengan Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI), serta asosiasi dan para pelaku industri jasa keuangan syariah untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan sosialisasi, edukasi, workshop, dan pelatihan.

Pihaknya turut mengeluarkan Peraturan OJK (POJK) Nomor 18 Tahun 2023 Tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Bersifat Utang dan Sukuk Berlandaskan Keberlanjutan untuk memperluas cakupan peraturan dalam hal jenis efek, tema berkelanjutan, serta mekanisme penerbitan efek.

Kemudian juga menerbitkan POJK Nomor 2 Tahun 2023 tentang Perubahan atas POJK Nomor 10/POJK.04/2018 tentang Penerapan Tata Kelola Manajer Investasi untuk menyempurnakan kewenangan tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas Syariah (DPS) dalam melakukan pengawasan terhadap produk investasi syariah.

“Berikutnya juga OJK mendorong pengembangan dan pemanfaatan Syariah Online Trading System (SOTS) untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal syariah,” kata Edy.

Saat ini, pihaknya disebut tengah menyusun penyempurnaan tentang Daftar Efek Syariah (DES) dalam rangka memperkuat regulasi di pasar modal syariah, khususnya terkait penerbitan DES, kriteria saham yang masuk DES, revisi POJK securities crowdfunding (SFC), serta pengaturan SFC syariah.

“Melalui berbagai kebijakan tersebut, program edukasi yang berkelanjutan, dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, serta mendorong berbagai inisiatif dan program seperti Sharia Investment Week ini, kami berharap peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat terhadap pasar modal syariah secara umum lebih baik lagi,” ucap dia.

Pasar modal syariah Indonesia berkembang pesat dan semakin diakui sebagai pasar modal syariah terbaik di dunia. Hal ini ditandai dengan penghargaan internasional Global Islamic Finance Awards untuk kategori “The Best Islamic Capital Market” selama empat kali berturut-turut sejak 2019 hingga 2022.

Pada pekan ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menggelar Sharia Investment Week (SIW) mulai Kamis (6/6/2024) hingga Sabtu (8/6/2024). Di tahun kelima ini SIW mengangkat tema besar “The Future of Indonesia Islamic Capital Market”.

Direktur Utama (Dirut) PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, kegiatan SIW 2024 diselenggarakan dalam rangka meningkatkan literasi pasar modal syariah yang lebih luas dan inklusif serta memperkuat branding pasar modal syariah, serta sebagai bagian dalam kampanye “Aku Investor Saham”.

Tahun ini pun menjadi spesial karena sekaligus merayakan lima tahun SIW yang digelar secara berkala sejak tahun 2019.

"Target kami di tahun ini sampai dengan akhir acara minimal ada 1000 peserta yang akan hadir di acara dan targetnya 100 persen menjadi investor baru. Ya artinya penambahannya adalah dari yang ada bahkan lebih dari yang hadir. Karena kan channel (SIW 2024) juga hybrid kan, tidak hanya fisik tapi juga online," ujarnya saat ditemui usai pembukaan SIW 2024 yang digelar di Gedung BEI Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Dalam kesempatan tersebut Iman juga mengungkapkan, pasar modal syariah telah berkembang secara pesat dan menarik di mata investor. Berdasarkan data BEI per 31 Mei 2024, jumlah saham syariah yang tergabung dalam indeks saham syariah indonesia meningkat 61 persen selama 5 tahun terakhir sejak 2018.

"Dari 399 saham syariah jadi 643 saham syariah atau meningkat 69 persen dari total saham," ungkapnya.

Berdasarkan data yang dikumpul dalam lima tahun terakhir juga terjadi peningkatan 275 persen untuk investor saham syariah yakni dari 44 ribu investor menjadi 144 ribu investor. Adapun tantangan saat ini adalah pembukaan rekening saham yang masih terbatas karena minimnya bank syariah di Indonesia.

"Challenge kita ke depan itu ya, makanya kita harapkan ada SRE dari KSEI , bisa lebih cepat kita harapkan itu," kata dia.

Sharia Investment Week (SIW) 2024 diselenggarakan oleh BEI bekerja sama dengan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), serta didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Menariknya, tahun ini menjadi spesial karena sekaligus merayakan lima tahun SIW yang digelar secara berkala sejak tahun 2019. SIW 2024 akan menghadirkan satu sesi seminar, lima sesi talk show, dan satu sesi powerful speech yang dimeriahkan juga dengan live performance band. 

 

Rangkaian kegiatan literasi pasar modal syariah ini menampilkan 25 narasumber dan moderator kompeten yang ahli di bidangnya maupun public figure yang mewakili masyarakat yang telah berinvestasi di pasar modal syariah Indonesia. Setiap harinya acara SIW 2024 juga digelar Expo dan Virtual Expo.

Secara keseluruhan terdapat 49 booth pada virtual expo SIW 2024 yang dapat dikunjungi melalui website SIW 2024, termasuk 15 booth Anggota Bursa Sharia Online Trading System (AB-SOTS), 1 booth Otoritas Jasa Keuangan (OJK), 1 booth Self-Regulatory Organizations (SRO), dan 1 booth IDX Mobile, yang juga dapat dikunjungi secara langsung pada venue SIW 2023 di Main Hall BEI, Jakarta.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement