Senin 03 Jun 2024 09:27 WIB

Indonesia Raih Penghargaan Wisata Ramah Muslim Terbaik, Ini Saran dari PPHI

Indonesia dan Malaysia berbagi posisi teratas di antara 145 destinasi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Wisata melihat lumba-lumba di Aceh.
Foto: ANTARA FOTO/Khalis Surry
Wisata melihat lumba-lumba di Aceh.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asia Tenggara kembali memimpin sebagai destinasi pilihan wisatawan Muslim pada Mastercard-CrescentRating Global Muslim Travel Index (GMTI) 2024. Indonesia dan Malaysia berbagi posisi teratas di antara 145 destinasi. Di samping itu, Indonesia dan Malaysia juga mendapatkan skor yang baik dalam hal kemudahan masuk dan kualitas infrastruktur pariwisata bagi wisatawan Muslim dan non-Muslim.

Diketahui, populasi Muslim global mencapai dua miliar atau sekitar 25 persen dari populasi dunia pada 2022. Menurut laporan Global Muslim Travel Index 2023, diperkirakan akan meningkat mencapai 2,3 miliar atau sekitar 27 persen dari populasi dunia pada 2030.

Baca Juga

Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) Riyanto Sofyan mengaku sangat lega Indonesia dapat mempertahankan posisinya. Menurut Sofyan, untuk mempertahankan prestasi tersebut PPHI mendorong pemerintah segera menerapkan tiga kebijakan penting.

"Pertama, PPHI mendorong tersedianya payung hukum sehingga pengembangan pariwisata ramah Muslim yang terintegrasi dapat terimplementasi dan terlaksana dengan baik, oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah," ujar Sofyan saat dihubungi Republika, Sabtu (2/6/2024).

PPHI juga mendorong agar pemerintah pusat maupun pemerintah daerah turut membuat kebijakan penguatan ekosistem pariwisata ramah muslim untuk meningkatkan literasi para pelaku industri. Kebijakan tersebut antara lain meliputi sosialisasi, standardisasi, sertifikasi, advokasi, regulasi, bimtek, pelatihan dan edukasi, pendampingan transformasi usaha melalui inovasi dan memfasilitasi pembiayaan kebijakan untuk penguatan pengembangan pemasaran.

"Terakhir kami mendorong adanya pengembangan big data, digital platform dan global leadership initiatives," tutur Sofyan.

Ia pun berharap, agar kabinet Prabowo-Gibran nantinya memiliki program yang menuntaskan masalah ekonomi syariah, khususnya di sektor riil. Menurutnya, Bank Indonesia (BI) bisa menjadi contoh yang baik dalam mengembangkan perbankan syariah di Indonesia.

"Semoga menteri pariwisata yang dipilih pun nanti juga bisa kondusif serta memiliki concern dan passion untuk mengembangkan ekosistem pariwisata ramah Muslim. Terutama membuat payung hukum. Karena dengan adanya payung hukum, maka di bawah kepemimpinan siapapun, ekosistem tersebut tetap harus jalan," tegas Sofyan.

Sejak Global Muslim Travel Index (GMTI) di tahun 2023, Indonesia menjadi tujuan teratas bagi wisatawan Muslim. Indonesia terus memperluas layanan bagi wisatawan Muslim dan mempromosikan layanan pariwisata ramah Muslim, mendorong masa tinggal pengunjung yang lebih lama, dan meningkatkan belanja wisatawan.

Pada tahun 2024, pariwisata ramah Muslim di Indonesia memprioritaskan peningkatan beberapa program seperti sertifikasi halal untuk bisnis dan UMKM, Santri Digitalpreneur, e-katalog Masjid Agung Indonesia, global hub of modest fashion, hingga kolaborasi bilateral dengan Arab Saudi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement