Ahad 26 May 2024 19:10 WIB

Kemenkop Dorong Koperasi Pesantren Bangun Jejaring Bisnis

Jumlah santri di seluruh Indonesia mencapai 17 juta santri.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Lida Puspaningtyas
Sejumlah santri membawa hasil panen buah melon yang ditanam menggunakan metode hidroponik di Green House Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (3/8/2023). Kegiatan tersebut sebagai proses pembelajaran kewirausahaan bagi para santri sekaligus untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren setempat.
Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq
Sejumlah santri membawa hasil panen buah melon yang ditanam menggunakan metode hidroponik di Green House Pesantren Progresif Bumi Shalawat, Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (3/8/2023). Kegiatan tersebut sebagai proses pembelajaran kewirausahaan bagi para santri sekaligus untuk meningkatkan kemandirian ekonomi pesantren setempat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) Arif Rahman Hakim menekankan pentingnya koperasi pondok pesantren (Kopontren) guna membangun jejaring bisnis antarpondok pesantren (Ponpes).

"Dalam pengembangan ekonomi umat, membangun jejaring antar ponpes itu penting. Terlebih lagi, jumlah ponpes seluruh Indonesia banyak, bisa mencapai puluhan ribu ponpes dengan jumlah santri mencapai 17 juta santri," ujar Arif dalam acara Pelaksanaan Pembentukan Koperasi Bagi Kelompok Strategis, di Bumiayu, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, seperti dilansir siaran pers, Ahad (26/5/2024).

Baca Juga

Maka, kata dia, diharapkan daerah mampu mengolah dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya masing-masing. Ia pun mendorong kopontren dan ponpes, khususnya di Brebes, guna berbagi peran dalam pengembangan produk unggulan demi memenuhi kebutuhannya. 

Misal, lanjut dia, ponpes A memiliki wilayah subur, maka didorong untuk mengembangkan sektor pertanian. Lalu, ponpes B mengembangkan sektor usaha lainnya.

"Ponpes juga harus bisa memproduksi sandal jepit. Bayangkan, ada berapa banyak kebutuhan sandal jepit bagi para santri," jelas dia.

Ia menilai, setiap ponpes itu memiliki keunggulan dan kemampuan masing-masing. Maka harus dapat saling mengisi.

Arif mencontohkan potensi air bersih yang dimiliki Bumiayu, karena wilayahnya dikelilingi banyak pegunungan. Dirinya menambahkan, Kopontren dan ponpes bisa mengolah potensi air bersih tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar. 

"Dan teknologi air minum seperti itu tidak mahal," jelas dia.

Dirinya meyakini upaya tersebut bisa terwujud bila antar kopontren dan ponpes memiliki kesepakatan. Di Jepang, lanjut dia, masyarakatnya sudah bersepakat memakai produk dalam negeri. Baginya, Indonesia bisa meniru kesepakatan masyarakat seperti itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement