REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Bank Syariah Indonesia (BSI) menyambut baik aksi konsolidasi bank syariah. Wakil Direktur BSI Bob T Ananta menyebut aksi tersebut dapat membuka peluang skema lewat kelompok usaha bersama (KUB). Namun, ia tidak menjelaskannya secara detail lantaran upaya pengembangan bisnis secara anorganik ini dirasa masih terlalu dini.
“Kami mengikuti arah regulator yang mengarahkan (bank syariah)untuk berkonsolidasi. Kemudian, arahnya atau modelnya bagaimana, semuanya pasti lewat pertimbangan komersial dan (BSI) melakukan due diligence,” ujarnya pada saat ditemui di Jakarta, Senin (1/4/2024) lalu.
Sebelumnya, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan adanya rencana KUB tersebut sebagaimana aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mendorong bank syariah melakukan konsolidasi.
"Kami ada rencana untuk lakukan KUB. Kalau yang kecil-kecil (unit usaha syariah/bank syariah) tidak bisa tumbuh, kita bisa KUB melalui kami akuisisi aset," kata Hery saat ditemui di acara Santunan 3.333 Anak Yatim BSI di Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Perihal kriteria bank syariah yang ingin di jaring melalui konsolidasi dengan KUB, Hery mengatakan pihaknya akan melihat dari sisi kesehatan bank syariah tersebut dan fokus bisnisnya. "Tentu harus sama-sama sehat, kalau satu sehat yang sana tak sehat (bank yang diakuisisi), nanti sakit sebelah," kata dia.
Adapun, bank syariah yang dilirik adalah bank yang fokus bisnisnya ke segmen konsumer ritel. Terlebih, selama ini besarnya BSI karena terlahir dari konsolidasi beberapa bank syariah pelat merah, sehingga saat ini sudah memiliki aset dan modal terbesar di industri bank syariah tanah air. Oleh karena itu, BSI kembali membuka diri untuk membantu bank syariah lain yang memiliki aset dan modal kecil agar nanti didorong menjadi besar.