REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) menjalin kolaborasi dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) dalam penyediaan layanan perbankan syariah di Nusantara, Kalimantan Timur.
“Saya berharap kerja sama kita dapat terwujud dan kita punya potensi,” ujar Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya di Jakarta, Rabu (27/3/2024).
Dia menambahkan bahwa Otorita IKN senantiasa terbuka untuk berkolaborasi. OIKN menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepahaman dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) di Jakarta, Rabu (27/3/2024).
MoU yang ditandatangani oleh Sekretaris Otorita IKN Achmad Jaka Santos Adiwijaya dan Direktur Retail Banking BSI Ngatari tersebut menjadi landasan hukum untuk kerja sama penyediaan dan pemanfaatan layanan jasa perbankan syariah di IKN.
Terdapat sejumlah potensi kerja sama seperti layanan penyaluran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pemasangan Anjungan Tunai Mandiri (ATM), fasilitas Integrated Cash Management, pembayaran gaji pegawai, serta berbagai produk layanan perbankan lainnya berdasarkan prinsip syariah.
“Kegiatan terdekat Nuzulul Quran. Lebaran kami juga ada kegiatan. Selain itu kami juga mulai melakukan pembinaan bagi masyarakat setempat,” ujar Jaka.
Menurut dia, di IKN tidak sekadar membangun fisik namun juga membangun struktur sosial.
“Kami juga melakukan pembinaan kepada masyarakat setempat, kita melakukan upskilling dan reskilling terutama ibu-ibu,” katanya.
Sementara itu, Direktur Retail Banking BSI Ngatari mengatakan bahwa BSI dan Otorita IKN sepakat untuk bekerja sama dalam menyediakan layanan keuangan syariah kepada masyarakat ibu kota baru.
"Kerja sama dengan Otorita IKN merupakan langkah strategis bagi BSI dalam mengembangkan layanan perbankan syariah di Indonesia. Ibu kota baru bukan hanya proyek pembangunan, tetapi juga representasi dari identitas keuangan dan perbankan syariah Indonesia di mata dunia. Kami berkomitmen untuk mendukung visi Otorita IKN dalam membangun ibu kota baru yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Ngatari.
Dia juga mengatakan bahwa salah satu aspek utama dari kerja sama ini adalah pendirian cabang BSI di ibu kota baru. Hal ini bertujuan untuk memastikan akses mudah terhadap layanan keuangan syariah bagi masyarakat setempat.
Dalam rencana bisnisnya, BSI juga menargetkan bisnis ritel di ibu kota baru. Dengan populasi yang mencapai 800 ribu orang, BSI melihat potensi besar dalam menawarkan layanan perbankan syariah.
“Lebih dari 3000 pegawai OIKN serta masyarakat ibu kota baru yang mencapai angka 800 ribu orang menjadi target pasar potensial bagi BSI. Melalui cabang ini, BSI akan memberikan solusi finansial yang relevan dan berkelanjutan bagi nasabah di ibu kota baru,” ujar Ngatari.