REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT AXA Mandiri, Uke Giri Utama menilai peluang produk asuransi syariah di Indonesia memiliki prospek besar. Saat ini angka penetrasi asuransi syariah baru mencapai level 0,13 persen dibandingkan level 8 persen untuk asuransi konvensional.
"Produk syariah makin lama ke depan makin besar karena tidak hanya karena OJK itu gencar dalam literasi syariah tetapi karena memang demand-nya juga semakin besar," ujar Uke dalam peluncuran produk Asuransi Perlindungan Amanah Syariah di Park Hyatt Jakarta, Selasa (19/3/2024).
Uke menyebut, kesadaran masyarakat terhadap produk syariah semakin tinggi. Kondisi ini yang membuat permintaan terhadap kebutuhan asuransi syariah juga perlahan naik. Oleh karena itu, ia menilai potensi ini menjadi peluang besar bagi perusahaan asuransi untuk mengembangkan produk syariah.
"Bertahun-tahun penetrasi rate asuransi di Indonesia hanya 8 persen kita punya PR besar untuk percepat penetrasi dan ini suatu kesempatan yang besar, bahwa dari 8 persen ini, baru 0,13 persen yang asuransi syariah," ujarnya.
Untuk itu, AXA Mandiri meluncurkan produk asuransi berbasis syariah bernama Asuransi Perlindungan Amanah Syariah dalam merespon permintaan semakin meningkat. Menurutnya, AXA Mandiri secara serius menggodok produk asuransi syariah tersebut sebelum meluncurkan kepada publik.
AXA Mandiri secara intens menggodok produk asuransi syariah yang dibutuhkan masyarakat. Menurutnya, AXA tidak ingin mensyariahkan produk asuransi konvensional tetapi jenis asuransi syariah yang benar-benar dibutuhkan. Selain itu, produk asuransi syariah yang dikembangkan diarahkan mencakup semua segmen.