Sabtu 16 Mar 2024 14:06 WIB

Kembangkan Jasa Logistik, Pertamina Dapat Pembiayaan Syariah

Yoki memaparkan PIS saat ini terus tumbuh berkembang secara signifikan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Ahmad Fikri Noor
PT Pertamina International Shipping menandatangani fasilitas pembiayaan syariah dengan skema Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) bersama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Foto: Istimwwa
PT Pertamina International Shipping menandatangani fasilitas pembiayaan syariah dengan skema Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) bersama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina International Shipping menandatangani fasilitas pembiayaan syariah dengan skema Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) bersama dengan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI). Pembiayaan dengan skema ini merupakan yang pertama kali berlangsung di Pertamina Group. Dari akad tersebut, PIS mendapatkan fasilitas pembiayaan berdasar prinsip IMBT senilai 47 juta dolar AS dengan jangka waktu selama 84 bulan. 

Penandatanganan perjanjian akad ini dihadiri langsung oleh CEO PIS Yoki Firnandi, Direktur Keuangan PIS Diah Kurniawati, SVP Corporate Finance PT Pertamina (Persero) Bagus Agung Rahadiansyah, Direktur Wholesale Transaction Banking BSI Zaidan Novari beserta jajaran. 

Baca Juga

“Kami mengucapkan terima kasih yang luar biasa kepada BSI untuk upaya pengembangan bisnis PIS dalam bentuk fasilitas pinjaman. Kurang dari satu minggu, ternyata PIS dan BSI bisa menyepakati perjanjian ini dan saya sangat mengapresiasi hal tersebut,” ujar Yoki, dalam acara penandatanganan yang berlangsung pekan lalu. 

Ia menjelaskan fasilitas pinjaman skema IMBT ini merupakan yang pertama kali terlaksana di Pertamina Group. “Mudah-mudahan langkah ini bisa berlanjut ke depannya sebagai alternatif pendanaan,” jelasnya. 

Yoki memaparkan PIS saat ini terus tumbuh berkembang secara signifikan, terutama setelah menjalankan bisnis sebagai Subholding dari Pertamina. Pendapatan perusahaan bertumbuh menjadi 3,3 miliar dolar AS di 2023, dan mendorong capaian laba tertinggi dalam sejarah PIS yakni sebesar 330 juta dolar AS. 

PIS, kata Yoki, dengan dukungan dari Pertamina tentunya telah menyusun rencana jangka panjang di mana menargetkan pendapatan di 10 tahun ke depan bisa menyentuh angka 9 miliar dolar AS.

“Untuk itu, hitungannya kita memerlukan investasi senilai 800 juta dolar AS per tahun. Di mana dalam hal ini PIS harus lebih kreatif dalam mendapatkan dukungan pembiayaan, termasuk IMBT adalah satu satu opsinya.”

Direktur Wholesale Transaction Banking Bank Syariah Indonesia Zaidan Novari juga menyambut hangat kerja sama yang terjalin antara PIS dan BSI dalam akad bisnis ini. 

“Terima kasih karena sudah menjadikan kami sebagai partner bisnis yang dipercaya. Ke depannya, semoga kita bisa menjadi partner yang lebih kuat lagi,” tutup Zaidan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement