Senin 25 Dec 2023 21:10 WIB

Pengesahan RUU Ekonomi Syariah Optimalkan SGIE yang Disebut Gibran

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi peringkat pertama SGIE.

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka membentangkan tangannya usai berhasil menjawab pertanyaan soal limpahan proyek pemerintah pusat di Kota Solo, saat debat cawapres di JCC, Jakarta Pusat, Jumat (22/12/2023) malam.
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Izzudin Al Farras menyatakan pengesahan RUU Ekonomi Syariah bisa menjadi salah satu upaya untuk memperbaiki peringkat Indonesia dalam State of the Global Islamic Economy (SGIE) seperti yang diperdebatkan Cawapres RI Gibran Rakabuming Raka.

"Untuk merealisasikan Indonesia menjadi peringkat pertama di SGIE, atau setidaknya menjadi penghubung bagi industri ekonomi Islam global, terdapat enam hal yang harus dilakukan, salah satunya percepatan pengesahan RUU Ekonomi Syariah," kata Farras saat dihubungi di Jakarta, Senin (25/12/2023).

Baca Juga

Istilah SGIE menjadi perbincangan publik dalam beberapa waktu terakhir setelah muncul dalam debat calon wakil presiden yang digelar Komisi Pemilihan Umum (KPU), Jumat (22/12/2023). Dalam debat yang berlangsung di Jakarta Convetion Center Senayan itu Gibran Rakabuming Raka mempertanyakan istilah SGIE. Namun, tidak mendapat jawaban dari Cawapres RI Muhaimin Iskandar.

Menurut Farras, SGIE merupakan salah satu acuan bagi setiap negara yang ingin mengembangkan ekonomi Islam karena terdapat perbandingan dengan negara lainnya di dunia. Indonesia sebagai negara dengan jumlah pemeluk agama Islam terbesar di dunia, menurut dia, memiliki potensi besar untuk menjadi peringkat pertama SGIE.

"Potensi ekonomi Islam Indonesia memang besar. Apabila potensi tersebut ingin direalisasikan sebagai menjadi peringkat pertama di SGIE, banyak hal yang harus Indonesia kerjakan ke depannya," kata dia.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement