Rabu 01 Nov 2023 15:28 WIB

Penyaluran Pinjol Syariah Diproyeksi Tumbuh 27 Persen pada Akhir 2023

Kegiatan literasi ini akan berdampak positif terhadap adopsi fintech syariah.

Rep: Retno Wulandhari, Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya.
Foto: Lida Puspaningtyas/Republika
Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyaluran pembiayaan di industri fintech syariah diyakini masih akan tumbuh positif sepanjang 2023. Hingga akhir tahun ini, pertumbuhan pembiayaan fintech syariah diproyeksi mencapai 27 persen.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI) Ronald Yusuf Wijaya mengakui penyaluran pembiayaan syariah mengalami sedikit perlambatan. Sebelumnya, pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah di 2023 ditargetkan sebesar 37 persen.

Baca Juga

"Realisasi penyaluran pembiayaan syariah hingga saat ini masih tumbuh sekitar 20an persen, dari target awal 37 persen. Kelihatannya sampai akhir tahun kita hanya bisa achieve sampai 27 persen," kata Ronald, Rabu (1/11/2023).

Menurut Ronald, perlambatan tersebut disebabkan kondisi makroekonomi yang saat ini sedang penuh tantangan. Kondisi ini berpengaruh sekali terhadap animo masyarakat dalam berinvestasi atau melakukan pembiayaan di fintech syariah.

Ronald optimistis, pertumbuhan penyaluran pembiayaan syariah tahuh ini akan didorong oleh sejumlah faktor. Salah satunya melalui penyelenggaraan Bulan Fintech Nasional (BFN) 2023.

"Kegiatan literasi ini akan berdampak positif terhadap adopsi fintech syariah sehingga bisa berkontribusi terhadap pertumbuhan pembiayaan," kata Ronald.

Adapun beberapa sektor yang dibidik untuk mendongkrak pembiayaan adalah telekomunikasi dan kesehatan. Selain itu, Ronald melihat pertanian cukup menarik digarap karena sektor tersebut mulai menunjukkan pemulihan.

Dalam menyurkan pembiayaan, menurut Ronald, pihaknya akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Hal tersebut untuk meminimalisasi lonjakan tingkat gagal bayar. Ronald mengatakan, tingkat gagal bayar fintech syariah masih lebih rendah daripada konvensional.

"Tingkat gagal bayar di industri fintech konvensional sekitar tiga persen, sedangkan di syariah masih di level dua persen, mungkin alasannya karena kami banyak fokus di pembiayaan produktif," kata Ronald.

Pinjol syariah juga menjadi sorotan seiring dengan kondisi industri fintech yang mulai menunjukkan tanda tak sehat.

Vice President Corporate Affairs ALAMI Sakti Ryan mengatakan...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement