Selasa 31 Oct 2023 23:59 WIB

BSI Berkontribusi Terhadap Pengurangan Emisi Karbon Sebanyak 63,4 Ton CO2

Bank BSI telah memiliki 3 program green activity untuk kurangi emisi karbon.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah), didampingi Direktur Risk Management Grandis Helmi Harumansyah, Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho, Wakil Direktur Utama Bob T. Ananta, Direktur Teknologi Informasi Saladin D.Effendi (dari kiri) berbincang sebelum memberikan paparan kinerja BSI kuartal III/2023 di Jakarta, Selasa (31/10/2023). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga kinerja yang solid hingga kuartal III/2023 dan mencetak laba yakni Rp 4,20 Triliun atau tumbuh 31,04 persen.
Foto: Dok Republika
Direktur Utama BSI Hery Gunardi (tengah), didampingi Direktur Risk Management Grandis Helmi Harumansyah, Direktur Finance & Strategy Ade Cahyo Nugroho, Wakil Direktur Utama Bob T. Ananta, Direktur Teknologi Informasi Saladin D.Effendi (dari kiri) berbincang sebelum memberikan paparan kinerja BSI kuartal III/2023 di Jakarta, Selasa (31/10/2023). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil menjaga kinerja yang solid hingga kuartal III/2023 dan mencetak laba yakni Rp 4,20 Triliun atau tumbuh 31,04 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Direktur Utama Bank Syariah Indonesia Bob T. Ananta mengatakan BSI telah memiliki green building landmark Aceh, penggunaan solar panel di outlet BSI Mayestik dan Mataram, 35 unit motor listrik, dan charging station di beberapa titik rest area. Perseroan juga telah memiliki 3 program green activity di antaranya efisiensi energi, pengelolaan limbah dan pengurangan penggunaan kertas. 

"Hingga September 2023, BSI juga telah berkontribusi terhadap pengurangan emisi karbon sebanyak 63,4 ton CO2, dan mendaur ulang plastik 17,2 ton limbah plastik," ujar Bob, Selasa (31/10/203.

Atas capaian BSI dari sisi kinerja, perseroan juga telah memberikan kontribusi bagi masyarakat dengan penyaluran CSR sebesar Rp 177,5 miliar yang disalurkan untuk 4 pilar utama yakni socioeconomic (Desa BSI dan UMKM), spiritual (pembangunan masjid dan mobil musholla), people (beasiswa), serta charity & environment (santunan yatim, penanaman pohon dan sustainable movement). 

Mengenai Bank Syariah Indonesia

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (“Bank Syariah Indonesia”) adalah bank hasil penggabungan dari tiga bank Syariah milik BUMN yakni PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BNI Syariah, dan PT Bank BRI Syariah Tbk. yang mulai beroperasi pada 1 Februari 2021. Penggabungan ini menyatukan kekuatan ketiga bank syariah tersebut dan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi keuangan dan ekonomi syariah Indonesia yang besar. 

Didukung sinergi dengan perusahaan induk (Mandiri, BNI, BRI) serta komitmen pemerintah melalui Kementerian BUMN, Bank Syariah Indonesia memiliki visi untuk menjadi salah satu dari 10 bank Syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan. 

Bank Syariah Indonesia berstatus sebagai perusahaan terbuka yang tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia (ticker code: BRIS). Pascamerger, Bank Syariah Indonesia adalah bank syariah terbesar di Indonesia. Per September 2023, Bank Syariah Indonesia memiliki total aset mencapai sekitar Rp 320 triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 262 triliun, serta total pembiayaan Rp 232 triliun. 

Dengan kinerja finansial tersebut, Bank Syariah Indonesia masuk dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset. Dari sisi jaringan, Bank Syariah Indonesia didukung oleh lebih dari 1.100 outlet dan lebih dari 2.500 jaringan ATM yang tersebar di seluruh Nusantara. 

Seluruh aset dan kekuatan ini akan dioptimalkan Bank Syariah Indonesia untuk memberikan layanan dan produk finansial syariah yang lengkap dalam satu atap untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan nasabah dari berbagai segmen, mulai dari UMKM, ritel, komersial, wholesale, dan korporasi baik dalam maupun luar negeri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement