REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) disebut berkontribusi dalam pengembangan ekonomi syariah. Organisasi nirlaba yang dipimpin Menteri BUMN Erick Thohir ini pun didorong untuk mengoptimalkan peran strategisnya.
"MES memiliki potensi yang besar untuk dalam mendorong berbagai aktivitas yang dapat meningkatkan literasi dan inklusi ekonomi syariah," kata pengamat ekonomi syariah Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI Azis Setiawan, Rabu (11/10/2023).
Dorongan tersebut tidak lepas dari porsi ekonomi syariah yang terbilang masih sangat kecil di sektor finansial dan ekonomi nasional. Azis melihat, sampai sekarang masih banyak sekali masyarakat yang tidak mengenal keuangan syariah.
Menurut Azis, beberapa survei di kota-kota utama di Indonesia menunjukkan masyarakat yang mengenal perbankan atau keuangan syariah masih dikisaran 10 persen. Angkanya bahkan lebih rendah lagi di wilayah pedesaan.
Menurut Azis, kondisi ini menjadi tantangan terbesar bagi pengembangan produk dan jasa keuangan syariah. Untuk itu dibutuhkan gerakan sosialisasi dan edukasi yang lebih masif dan terstruktur.
Terkait hal tersebut, Azis menilai jaringan dan organ MES yang luas itu akan sangat membantu meningkatkan literasi dan inklusi ekonomi syariah. MES dinilai memiliki kemampuan untuk menjangkau berbagai kalangan mulai dari akademisi hingga pengambil kebijakan.
"Selain mendorong perkembangan keuangan syariah, area industri halal dan pariwisata syariah juga terus dapat didorong dengan sinergi dari organ dan jaringan yang dimiliki MES," ujar Azis.