Rabu 08 Oct 2025 06:51 WIB

BI Tekankan Peran Ekonomi Syariah di Tengah Ketidakpastian Global

Berbagai inisiatif riset dan forum internasional ekonomi syariah terus dikembangkan.

Rep: Eva Rianti / Red: Lida Puspaningtyas
Bank Indonesia gelar 11th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference & Call for Papers (IIMEFC) 2025 bertema “The Role of Islamic Economics and Finance in the Era of Digital Transformation, Sustainable Growth and Geopolitical Uncertainty
Foto: Bank Indonesia
Bank Indonesia gelar 11th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference & Call for Papers (IIMEFC) 2025 bertema “The Role of Islamic Economics and Finance in the Era of Digital Transformation, Sustainable Growth and Geopolitical Uncertainty" yang digelar di Jakarta (6/10/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menekankan Indonesia berkomitmen membangun sistem ekonomi dan keuangan syariah global yang inklusif dan berkelanjutan melalui riset, inovasi digital, dan kolaborasi lintas negara. Komitmen itu diwujudkan melalui penguatan ekosistem riset BI untuk mendorong kebijakan-kebijakan ekonomi syariah yang berdampak positif bagi masyarakat.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, penguatan ekonomi dan keuangan syariah ke depan akan bertumpu pada tiga pilar penting. Pertama, pengembangan ekonomi dan keuangan berkelanjutan yang memperkuat halal value chain sebagai sumber pertumbuhan baru, sekaligus memastikan distribusi nilai ekonomi yang adil dan berpihak pada kemaslahatan sosial.

Baca Juga

Kedua, optimalisasi blended finance yang mengintegrasikan pembiayaan komersial dan sosial, termasuk pemanfaatan dana zakat, infak, sedehah, dan wakaf (Ziswaf), untuk memperluas inklusi keuangan dan mempercepat pemberdayaan ekonomi umat.

“Ketiga, akselerasi digitalisasi ekonomi dan keuangan syariah sebagai pendorong efisiensi, inovasi, dan konektivitas global,” kata Perry dalam pembukaan the 11th International Islamic Monetary Economics and Finance Conference & Call for Papers (IIMEFC) 2025 bertema ‘The Role of Islamic Economics and Finance in the Era of Digital Transformation, Sustainable Growth and Geopolitical Uncertainty’, dikutip dalam keterangannya, Selasa (7/10/2025).

Perry menekankan, ketiga pilar tersebut hanya dapat diwujudkan melalui kolaborasi erat antar institusi, kemitraan lintas otoritas dan industri, serta kerja sama antarnegara guna membangun ekosistem keuangan syariah yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global.

“Dengan sinergi yang kuat, ekonomi dan keuangan syariah akan menjadi katalis bagi pertumbuhan yang lebih berkelanjutan dan berdampak nyata bagi masyarakat,” ujarnya.

photo
Pengunjung mengantri untuk membeli kopi 1 rupiah disalah stand pada hari terakhir gelaran Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024 di Jakarta Convention Center, Ahad (3/11/2024). Bank Indonesia (BI) mencatat total transaksi bisnis dalam penyelenggaraan Indonesia Sharia Economic Festival atau ISEF 2024 mencapai Rp1,85 triliun. ISEF 2024 telah sukses menyedot hingga 1.363.645 pengunjung langsung dan 74.747 pengunjung secara daring. BI terus bersinergi dengan pemerintah, otoritas terkait, dan industri guna memperkuat ekonomi dan keuangan syariah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. - (Republika/Prayogi)

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement