Sabtu 10 May 2025 16:52 WIB

Bank Mega Syariah Bukukan Pendapatan Rp 320 Miliar

Capaian ini sejalan dengan langkah perseroan memperkuat ekosistem haji.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
Bank Mega Syariah juga mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 52,7 miliar pada kuartal I 2025.
Foto: Bank Mega Syariah
Bank Mega Syariah juga mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 52,7 miliar pada kuartal I 2025.

REPUBLIKA.CO.ID, Bank Mega Syariah membukukan pendapatan dari penyaluran dana sebesar Rp 320,8 miliar pada kuartal I 2025. Nilai ini tumbuh lebih dari 13,9 persen secara year on year (yoy).

"Capaian ini sejalan dengan strategi perusahaan dalam memperkuat ekosistem haji dan umrah di Indonesia," kata Direktur Utama Bank Mega Syariah Yuwono Waluyo di Jakarta, Sabtu (9/5/2025).

Baca Juga

Bank Mega Syariah juga mencatat laba sebelum pajak sebesar Rp 52,7 miliar pada kuartal I 2025. Adapun total pembiayaan Bank Mega Syariah mencapai Rp 8,65 triliun pada kuartal I 2025, meningkat 23,5 persen (yoy).

“Berkat kemampuan bank dalam menjalankan fungsi intermediasi dengan baik, per Maret 2025, total aset Bank Mega Syariah menembus angka Rp 17,4 triliun, tumbuh lebih dari 13,1 persen dari posisi Maret 2024 yang tercatat Rp 15,4 triliun,” ujar Yuwono.

Upaya Bank Mega Syariah dalam meningkatkan tabungan haji menjadi salah satu yang mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya melalui dana simpanan wadiah yang tumbuh 45 persen secara tahunan.

Kenaikan dana simpanan wadiah turut meningkatkan porsi dana murah (CASA) dari 29 persen pada Maret 2024 menjadi 33,3 persen pada Maret 2025. Per Maret 2025, DPK mencapai Rp 10,2 triliun atau tumbuh 1,9 persen dari periode Maret 2024.

“Salah satu pendorong dana simpanan wadiah adalah produk Tabungan Haji IB yang dirancang untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam merencanakan keberangkatan haji reguler secara bertahap, sesuai prinsip syariah. Nasabah dapat menabung secara fleksibel dengan setoran awal yang ringan serta kemudahan akses melalui layanan digital M-Syariah,” tuturnya.

Selain melalui saluran digital, Bank Mega Syariah juga memperluas penetrasi tabungan haji melalui pendekatan komunitas, termasuk ekosistem Islam. Di samping itu, ekosistem korporasi, baik nasabah maupun non nasabah, juga difokuskan agar dapat dengan mudah memperoleh layanan tabungan Haji.

"Kami berupaya untuk menjadi mitra utama masyarakat dalam merencanakan dan melaksanakan ibadah ke Tanah Suci. Komitmen ini sejalan dengan semangat ‘GenHajj-Haji untuk Semua’ yang diusung perusahaan, untuk membuka kesempatan dan mendorong kesiapan berhaji bagi seluruh lapisan masyarakat, mulai dari Gen Z, Milenial, hingga Gen X," ujar Yuwono.

Bank Mega Syariah juga memfasilitasi nasabah yang ingin berangkat ke tanah suci dengan waktu tunggu lebih singkat dari haji reguler melalui produk Flexi Mitra Mabrur.

Program ini merupakan pembiayaan tanpa agunan untuk kebutuhan jasa pengurusan pendaftaran porsi Haji Khusus melalui Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) rekanan Bank Mega Syariah.

Hingga tiga bulan pertama 2025, pembiayaan Flexi Mitra Mabrur tumbuh lebih dari 40,9 persen dibandingkan Maret 2024, dan diperkirakan dapat berkontribusi sebesar lebih dari 8 persen terhadap total pembiayaan konsumer di tahun 2025.

Sementara, total pembiayaan konsumer hingga Maret 2025 tercatat tumbuh lebih dari 38 persen dari Maret 2024 dan berkontribusi sekitar 5,59 persen terhadap total pembiayaan.

Bank Mega Syariah juga menjaga kualitas aset dengan membukukan rasio pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) gross sebesar 0,93 persen dan NPF net sebesar 0,82 persen.

Capaian ini mencerminkan kualitas pembiayaan yang sangat baik karena berada jauh dibawah ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yaitu sebesar 5 persen.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement