Jumat 28 Mar 2025 10:04 WIB

BSI Jadi Bank Pembayar Zakat Terbesar di RI, Serahkan Rp 787,5 Miliar dalam Empat Tahun

Peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang solid.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Friska Yolandha
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan posisinya sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dengan total penyerahan zakat mencapai Rp 787,5 miliar sejak 2021 hingga 2024.
Foto: Dok Republika
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan posisinya sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dengan total penyerahan zakat mencapai Rp 787,5 miliar sejak 2021 hingga 2024.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menegaskan posisinya sebagai bank pembayar zakat terbesar di Indonesia dengan total penyerahan zakat mencapai Rp 787,5 miliar sejak 2021 hingga 2024. Dana zakat tersebut disalurkan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) dan terus mengalami pertumbuhan signifikan setiap tahunnya.  

Plt. Direktur Utama BSI Bob T. Ananta secara simbolis menyerahkan zakat kepada Ketua BAZNAS KH Noor Achmad dalam acara Cahaya Zakat di Istana Negara, Jakarta, Kamis (27/3/2025). Acara tersebut disaksikan langsung oleh Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto.  

Baca Juga

Bob menegaskan, pembayaran zakat ini merupakan bagian dari komitmen BSI sebagai institusi keuangan syariah untuk mengalokasikan 2,5 persen dari laba operasional maupun zakat karyawan. Selain itu, BSI juga menyediakan platform digital untuk memudahkan nasabah dalam menunaikan zakat.  

"Alhamdulillah, peningkatan zakat sejalan dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan yang solid. Karena laba tumbuh double digit maka pembayaran zakat pun sejalan," ujar Bob dalam keterangan dikutip Jumat (28/3/2025). 

Pada 2024, zakat yang disalurkan BSI mencapai Rp 268,5 miliar, memberikan kontribusi lebih dari 50 persen dari target pengumpulan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) BAZNAS selama Ramadan 2025/1446 H yang ditetapkan sebesar Rp 509,5 miliar. Target tersebut naik 18,4 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 430 miliar.  

Presiden Prabowo Subianto dalam kesempatan tersebut menekankan pentingnya zakat sebagai upaya memperdalam rasa syukur serta mengurangi ketimpangan sosial.  

"Berzakat adalah cerminan sikap gotong royong dan upaya mengurangi ketimpangan sosial. Zakat adalah manifestasi keadilan sosial dan pemerataan kesejahteraan," kata Presiden.  

Presiden juga menyoroti potensi zakat nasional yang masih sangat besar, yakni Rp 327 triliun, sementara penerimaan zakat tahun ini baru mencapai Rp 41 triliun. Menurutnya, kemiskinan absolut di Indonesia dapat diatasi hanya dengan anggaran sekitar Rp 30 triliun.  

Ketua BAZNAS KH Noor Achmad menilai penyaluran zakat di Istana Negara memberikan dampak positif dalam mendorong kesadaran masyarakat.  

"Alhamdulillah muzaki berkembang, pada 2023 mencapai 27 juta orang. Dan pada 2024 mencapai 28,1 juta orang. Artinya masyarakat Indonesia luar biasa memiliki kepedulian menyisihkan sebagian hartanya untuk yang berhak menerima bantuan," ujarnya.  

Dana zakat yang dihimpun BAZNAS disalurkan ke berbagai sektor, termasuk ekonomi, kesehatan, dan pendidikan. Noor Achmad juga menyoroti besarnya kontribusi BSI dalam pembayaran zakat.  

"Alhamdulillah pula ada zakat terbesar diberikan oleh Bank Syariah Indonesia sebesar Rp 268,5 miliar," tuturnya.  

Penyaluran zakat melalui e-channel BSI juga mengalami peningkatan. Hingga 19 Maret 2025, penghimpunan zakat melalui e-channel BSI telah mencapai Rp 11,87 miliar secara year to date. Pembayaran zakat kini dapat dilakukan melalui BYOND by BSI, termasuk zakat fitrah selama Ramadan.  

Dalam penghimpunan dan penyaluran zakat, BYOND by BSI menggandeng berbagai Lembaga Amil Zakat (LAZ), di antaranya BAZNAS, BSI Maslahat, Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Rumah Yatim, DT Peduli, dan 18 LAZ nasional lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement