REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) optimistis spin off atau pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS) pada 2025 akan berjalan lancar dan semakin memperkuat pertumbuhan bisnisnya. Langkah strategis ini diyakini akan membuka peluang lebih besar dalam industri asuransi syariah di Indonesia.
Sepanjang Desember 2024, UUS Tugu Insurance mencatatkan kinerja impresif dengan pertumbuhan premi hampir 100 persen secara tahunan atau Year on Year (YoY), menunjukkan potensi besar yang siap dioptimalkan pasca spin off.
“UUS Tugu Insurance mencatatkan kontribusi pada 2024 meningkat hampir 100 persen secara tahunan (year on year/yoy). Perusahaan mencatat proporsi syariah terhadap konvensional masih berada di bawah 5 persen, sehingga masih besar peluang untuk tumbuh,” kata Tatang Nurhidayat, Presiden Direktur Tugu Insurance.
Menurut Tatang, aksi spin off UUS diyakini akan berdampak positif terhadap kinerja perseroan. Untuk itu, dalam memilih metode spin off, perseroan telah melakukan kajian feasibility. Kajian ini dibuat dengan mempertimbangkan potensi market asuransi syariah di Indonesia, kondisi industri dan perseroan saat ini, serta beberapa aspek lainnya.
“Kami menilai spin off sebagai peluang sekaligus tantangan bagi perkembangan industri asuransi syariah ke depannya. Hal ini membuat Tugu Insurance juga ikut menyusun berbagai strategi dalam usaha mencapai kinerja positif di 2025,” ujar Tatang..
Dalam menyukseskan proses spin off, kata Tatang, pembentukan struktur organisasi dan pemenuhan Sumber Daya Manusia (SDM), menjadi dua hal krusial yang harus dipersiapkan sebagai fondasi dalam keberlangsungan kinerja perseroan ke depan.
“Struktur organisasi dan SDM sangat penting dalam spin off. Makanya, kami sudah mulai melakukan Analisa terhadap pemenuhan manpower tersebut,” ucap Tatang.
Tatang melanjutkan, hal penting lainnya dalam proses spin off adalah terkait dengan pengembangan produk yang spesifik. Sebab, kata Tatang, pengembangan produk membutuhkan waktu, biaya serta sumber daya yang cukup besar. Selain itu, dibutuhkan pula strategi khusus untuk melakukan pengelolaan risiko dan
pengembangan pemasaran.
“Namun produk spesifik ini bisa membuka peluang untuk menghadirkan diferensiasi produk yang berbeda dari produk konvensional, sehingga dapat meningkatkan keunggulan kompetitif,” ucap Tatang.
Tatang menegaskan bahwa pihaknya terus melakukan monitoring ketat terhadap timeline spin off untuk memastikan kelancaran prosesnya. Dengan berbagai persiapan yang telah dilakukan, ia optimistis bahwa spin off dapat terselesaikan sesuai target tahun ini.
“Saat ini kami masih dalam melakukan tahapan-tahapan proses persiapan pemisahan unit usaha syariah dan sejauh ini masih sesuai dengan timeline yang ditetapkan perusahaan,” kata Tatang.