Selasa 04 Mar 2025 23:40 WIB

Masih Strong, Pembiayaan Perbankan Syariah Mampu Tumbuh 9,7 Persen

Pembiayaan perbankan syariah berhasil tumbuh 9,77 persen.

Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara.
Foto: Eva Rianti/Republika
Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara menyampaikan bahwa pembiayaan perbankan syariah berhasil tumbuh 9,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 582,20 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp 639,07 triliun pada Januari 2025.

“Kinerja intermediasi sektor jasa keuangan syariah masih tumbuh positif secara yoy, dengan pembiayaan perbankan syariah tumbuh 9,77 persen (yoy),” ucap Mirza Adityaswara di Jakarta, Selasa (4/3/2025).

Baca Juga

OJK juga mencatat bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah meningkat 9,85 persen yoy dari Rp 671,26 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp 737,39 triliun pada Januari 2025. Aset perbankan syariah turut tercatat tumbuh positif sebesar 9,16 persen yoy per Januari 2025 menjadi Rp 948,21 triliun dari Rp 868,60 pada tahun sebelumnya.

Mirza menuturkan bahwa kinerja positif intermediasi sektor jasa keuangan syariah juga terlihat dari pertumbuhan kontribusi asuransi syariah menjadi Rp 3,77 triliun pada Januari 2025 dari Rp 2,51 triliun pada Januari 2024.

Sementara itu, aset pelaku jasa keuangan sektor asuransi syariah tercatat Rp 33,99 triliun untuk asuransi jiwa syariah, Rp 9,46 triliun untuk asuransi umum syariah, dan Rp 2,96 triliun untuk reasuransi syariah.

Mirza mengatakan bahwa pertumbuhan positif turut dialami oleh piutang pembiayaan syariah yang meningkat dari Rp25,46 triliun pada Januari 2024 menjadi Rp27,98 triliun pada Januari 2025.

Pinjaman yang disalurkan pegadaian syariah per Januari 2025 juga naik menjadi Rp16,22 triliun dari Rp13,72 triliun pada tahun sebelumnya.

Sedangkan penyaluran pinjaman peer-to-peer (p2p) lending syariah mengalami pertumbuhan negatif dari Rp 1,58 triliun per Januari 2024 menjadi Rp 1,12 triliun pada Januari 2025.

Mirza menuturkan bahwa pertumbuhan negatif juga terjadi pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang menurun dari level 215,65 dengan kapitalisasi pasar (market cap) senilai Rp 6.825,31 triliun pada Desember 2024 ke level 196,80 dengan market cap Rp 6.267,99 triliun per Februari 2025.

“Pada industri keuangan syariah, Indeks Saham Syariah melemah 8,74 persen ytd (year-to-date/dalam tahun kalender),” ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement