REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil mencatatkan hasil keuangan yang sangat baik hingga September 2024. Laba bersih yang diperoleh mencapai Rp 5,11 triliun, meningkat 21,6 persen dibandingkan dengan Rp 4,20 triliun pada tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini menunjukkan komitmen kami untuk terus meningkatkan kinerja dan efisiensi operasional,” kata Direktur Utama BSI Hery Gunardi dalam paparan kinerja BSI pada triwulan III 2024, secara daring Selasa (29/10/2024).
Kenaikan laba BSI juga didorong oleh peningkatan pendapatan setelah distribusi bagi hasil, yang mencapai Rp 13,46 triliun, naik 4,56 persen dari Rp 12,87 triliun pada September 2023. Selain itu, Net Operating Margin (NOM) BSI juga meningkat menjadi 2,81 persen, dari sebelumnya 2,57 persen.
“Kami fokus pada pengelolaan biaya yang efisien dan pertumbuhan yang berkelanjutan,” tambah Hery.
Dalam hal pembiayaan, BSI berhasil menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp 267,07 triliun, tumbuh 15,28 persen dibandingkan tahun lalu. Semua segmen pembiayaan menunjukkan pertumbuhan positif, dengan pembiayaan wholesale naik 12,17 persen, ritel melonjak 30 persen, dan konsumer meningkat 16,27 persen.
Adapun saat ini, BSI berfokus pada tiga segmen nasabah yakni nasabah waiting list haji, nasabah payroll, dan nasabah priority.
“Capaian ini menunjukkan bahwa industri perbankan syariah dapat tumbuh lebih baik dibandingkan perbankan nasional. Pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 10,37 persen, sementara perbankan nasional hanya 9,36 persen,” jelas Hery.
Ia pun menekankan kekuatan dan potensi perbankan syariah dalam mendukung ekonomi Indonesia. Dengan hasil yang menggembirakan ini, BSI menunjukkan meskipun menghadapi tantangan ekonomi, sektor perbankan syariah tetap dapat bersaing dan tumbuh, memberikan harapan bagi nasabah dan pemangku kepentingan.