Selasa 23 Apr 2024 15:00 WIB

Pembiayaan Kendaraan Listrik di BSI Alami Kenaikan Tren

Hingga Februari 2024 pembiayaan kendaraan di BSI mencapai portofolio Rp 4,4 triliun.

Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).
Foto: Dok. BSI
Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus mendorong peningkatan pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik bagi masyarakat. Komitmen tersebut merupakan salah satu bagian dari upaya BSI dalam menjaga lingkungan dan mengurangi emisi karbon. 

Menurut Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, hingga Februari 2024 pembiayaan kendaraan di BSI mencapai portofolio Rp 4,4 triliun dengan komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan mencapai Rp 180 miliar. Hingga Februari 2024, portofolio pembiayaan kendaraan BSI mengalami peningkatan sebesar 48,3 persen (yoy).

Baca Juga

Anton optimistis di tahun 2024 pembiayaan kendaraan listrik di BSI akan terus menunjukkan tren yang positif. Hal ini juga ditopang oleh potensi pasar dan permintaan dari masyarakat yang semakin besar, serta banyaknya kebijakan dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat yang ingin membeli kendaraan listrik.

“Melihat tren year on year dari tahun 2022 ke 2023 yang meningkat, tren penjualan mobil listrik diproyeksikan tetap tumbuh pada tahun 2024 ini. Apalagi banyaknya produsen baru yang masuk ke Indonesia sehingga menambah kompetisi di pasar yang salah satunya dengan penawaran harga yang bersaing bagi konsumen yang membeli kendaraan listrik,” tuturnya, Selasa (23/4/2024).

Ada beberapa hal yang membuat kendaraan listrik kini mulai diminati oleh masyarakat. Salah satunya, preferensi nasabah saat ini yang mendorong kemunculan kendaraan berwawasan lingkungan (KBL) menjadi tren tersendiri. Terlebih, jenis KBL memiliki nilai tambah performance, fitur, dan lainnya.

Di sisi lain, harga yang bersaing dengan jenis kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) yang disebabkan adanya subsidi pemerintah serta perhitungan cost & maintenance yang lebih efisien, juga relaksasi pajak dan ketentuan ganjil-genap di kawasan Jakarta. 

“Terakhir tentunya motivasi masyarakat untuk ikut mengurangi emisi karbon, polusi dan kebisingan terkait penggunaan kendaraan,” kata dia.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement