Jumat 19 Jan 2024 15:08 WIB

Saham BSI Tembus Level 2.000, Apa Penyebabnya?

Market cap BRIS pun meningkat hingga mendekati level Rp 100 triliun.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi layanan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Foto: Dok Republika
Ilustrasi layanan Bank Syariah Indonesia (BSI).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), kembali menunjukkan kinerja positif. Hal ini dinilai menegaskan daya tarik saham bank syariah terbesar di Indonesia tersebut untuk dikoleksi sebagai salah satu instrumen investasi pilihan. Pada Kamis (18/1/2024), harga saham emiten berkode BRIS itu menembus Rp 2.010 per saham atau yang tertinggi sejak November 2021 silam. 

Dengan harga saham tersebut, nilai kapitalisasi pasar (market cap) BRIS pun meningkat hingga mendekati level Rp 100 triliun.  Corporate Secretary BSI Gunawan A Hartoyo mengemukakan pergerakan saham yang positif ini merupakan respons positif dari para investor terhadap pertumbuhan kinerja perseroan.

Baca Juga

“Insya Allah kami akan terus mempertahankan kinerja positif untuk meningkatkan kepercayaan serta memberikan nilai tambah yang lebih baik kepada para investor,” kata Gunawan dikutip Jumat (19/1/2024).

Investor Relation BSI Rizky Budinanda mengemukakan, pergerakan saham yang semakin bullish selama tiga bulan terakhir merupakan respons positif dari para investor, baik investor domestik dan asing, terhadap saham perseroan. Dia menambahkan, pergerakan saham perseroan merefleksikan prospek positif pertumbuhan kinerja perseroan, prospek pasar perbankan syariah di Indonesia yang masih underpenetrated, serta perbankan Indonesia yang masih tumbuh sehat dan sustain.

“Dengan beberapa hal tersebut, insya Allah BSI dapat senantiasa berkontribusi positif terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah di Indonesia dan memberikan manfaat bagi umat serta memberikan potential gain kepada investor atas investasi di saham BRIS,” kata Rizky.

Sepanjang 2023, saham BRIS menjadi salah satu saham yang mampu memberikan imbal hasil yang sangat tinggi, yakni sebesar 34,88 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement