REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menyalurkan bantuan program inkubasi bisnis untuk 12 pondok pesantren (ponpes) di daerah itu sepanjang tahun 2023.
Kepala Kanwil Kemenag Kepri, Mahbub Daryanto, mengatakan program itu adalah program prioritas Menteri Agama RI melalui Keputusan Menteri Agama Nomor 749 Tahun 2021 tentang program kemandirian pesantren yang bertujuan mengoptimalkan sumber daya pesantren serta untuk meningkatkan kesejahteraan pesantren dan masyarakat. "Program bantuan ini baru dua tahun berjalan. Dimulai tahun 2022 yang menyasar dua lembaga ponpes, lalu tahun 2023 bertambah menjadi 12 ponpes," kata Mahbub di Tanjungpinang, Rabu (6/12/2023).
Ia memerinci ponpes penerima bantuan inkubasi bisnis Kemenag Kepri tahun ini tersebar di Kabupaten Bintan ada dua ponpes, Kota Tanjungpinang satu ponpes, Kabupaten Lingga satu ponpes, Kabupaten Natuna satu ponpes, Kabupaten Karimun dua ponpes, dan Kota Batam lima ponpes Menurutnya, proses awal pengajuan bantuan inkubasi bisnis ponpes ini dibuka pada bulan Maret 2023 melalui sistem daring di aplikasi SIMBA PD Pontren Kemenag RI.
"Bagi ponpes yang selalu aktif melihat aplikasi itu, maka berpeluang besar bisa mengajukan bantuan tersebut," ungkapnya.
Mahbub mencontohkan bentuk bantuan yang diterima sejumlah ponpes di Kepri, misalnya Ponpes Al Kautsar di Tanjungpinang, menerima bantuan usaha dalam bentuk laundry atau jasa cuci pakaian. Kemudian, ada juga Ponpes Khadimul Ummah dan Idris di Bintan, masing-masing menerima bantuan usaha depot air minum isi ulang dan minimarket.
"Mudah-mudahan usaha ini berdampak positif pada perekonomian ponpes. Keuntungan yang didapat bisa meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan, kestabilan koperasi serta sebagai modal pengembangan usaha lainnya," ucap Mahbub.
Ia turut menambahkan manfaat dari program inkubasi bisnis ponpes ini, antara lain memberikan pendidikan dan pelatihan dalam pengelolaan bisnis di pesantren. Lalu, menghasilkan santri yang unggul dengan keterampilan kerja dan kewirausahaan, serta menjadikan pesantren tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan kekuatan finansial yang dimiliki.