Jumat 17 Nov 2023 14:34 WIB

Tumbuh Signifikan, Saham Syariah Diminati Investor Ritel

Sejak 2013 hingga Juni 2023, pertumbuhan emiten saham syariah naik sebesar 82 persen.

Rep: Retno Wulandhari / Red: Friska Yolandha
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020).
Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA
Investor memantau perdagangan saham melalui gawainya di Jakarta, Jumat (13/11/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten berkategori saham syariah di Bursa Efek Indonesia terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Sejak 2013 hingga Juni 2023, pertumbuhan emiten saham syariah naik sebesar 82 persen.

Pertumbuhan ini sejalan dengan jumlah investor syariah yang terus meningkat. Selain itu, jumlah saham Syariah juga mendominasi dibandingkan saham nonsyariah dan selalu meningkat setiap tahunnya.

Baca Juga

"Saat ini invetor ritel masih menjadikan saham syariah sebagai salah satu opsi dalam berinvestasi," kata Head of Research FAC Sekuritas Wisnu Prambudi Wibowo, dalam keterangannya, Jumat (17/11/2023).

Menurut Wisnu, saham Syariah di sektor farmasi cukup menarik untuk dikoleksi dalam jangka panjang, mengingat postur anggaran kesehatan pada APBN 2024 adalah sebesar 5,6 persen atau Rp 186,4 triliun, naik Rp 13,9 triliun dari sebelumnya.

Ini mengindikasikan hal yang positif. Artinya, pemerintah sangat perhatian dalam perbaikan layanan dan fasilitas kesehatan di Indonesia. Pemerintah juga menaruh perhatian agar industri domestik tumbuh dan tidak bergantung pada impor khususnya dari sisi bahan baku.

Jika dilihat dari jangka panjang, tambahnya, saham PT Phapros Tbk (PEHA) adalah salah satu saham terkategori syariah yang memiliki nilai lebih dilihat dari historikal dalam konsistensi manajemen perusahaan membagikan dividen.

“Ini menjadi nilai jual tersendiri dari Phapros. Kalau melihat komponen tentang seberapa sering sebuah perusahaan membagikan dividen, PEHA sudah konsisten. (Apalagi) perubahan dari sisi penjualan juga tidak terlalu berdampak signifikan," kata Wisnu.

PEHA yang merupakan bagian dari Holding BUMN farmasi baru-baru ini merilis laporan keuangan kuartal III 2023. Pihak manajemen memastikan hingga akhir 2023 Perseroan akan tetap bergerak positif.

Phapros terus berkomitmen untuk tumbuh di kuartal IV 2023 dan seterusnya dengan menerapkan beberapa strategi untuk mengantisipasi kondisi pasar farmasi yang belum stabil. Diantaranya dengan penataan portofolio produk, menjaga stok produk paretonya yaitu Antimo dan produk lain yang telah disiapkan untuk memacu pertumbuhan Perseroan.

Direktur Utama PT Phapros Tbk, David Sidjabat optimistis Phapros sebagai bagian dari emiten Syariah bisa menjadi pilihan utama bagi investor untuk berinvestasi pada portofolio jangka panjang.

"Di kuartal terakhir ini pun kami akan terus memberikan kinerja penjualan dan keuangan terbaik yang bisa dinikmati oleh para investor saat pembagian dividen berikutnya,” tutur David.

 

Retno Wulandhari 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement